Respons Dedi Mulyadi soal "Korban TikTok" Lembur Pakuan Gagal Temui Dirinya: Pulang Kadang Jam 10
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan, ia mengutamakan bantuan pengobatan dan hukum. Tetapi, masalah utang piutang dirinya tidak bisa membantu.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merespons terkait keluhan sejumlah orang yang kecewa saat datang ke kediamannya di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.
Keluhan tersebut diunggah oleh akun TikTok @da*******i, baru-bari ini.
Dalam video tersebut, pengunggah menyebut bahwa orang-orang yang datang ke Lembur Pakuan ini menjadi "korban TikTok".
"Korban TikTok Lembur Pakuan pengaduan yang belum ditanggapi di kota mana aja, hasil gimana pa kabarnya," tertulis dalam video.
Beberapa pengunjung datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar Jawa Barat sepertim Blitar, Jawa Timur.
Warga merasa kecewa karena sudah mendatangi Lembur Pakuan tetapi belum bisa bertemu dengan sang Gubernur Jawa Barat.
"Berhari-hari, datang ke sini, kecewa," ucap salah satu warga.
Respons Dedi Mulyadi
Baca juga: Dedi Mulyadi Diminta Turun Tangan Hentikan Illegal Logging Blok Cangkuang Gunung Salak Sukabumi
Dedi Mulyadi menuturkan, orang-orang yang datang ke Lembur Pakuan memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
"Saya sampaikan bahwa berbagai orang datang ke Lembur Pakuan," ungkap Dedi Mulyadi, dikutip dari Instagram pribadinya, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, orang-orang tersebut datang dengan berbagai kebutuhan saat ingin menemui dirinya.
"Ada yang datang minta bantuan berobat. Ada yang datang mengalami sengketa di bidang hukum. Ada yang datang pelaporan di APH (Aparat Penegak Hukum)," tutur Dedi Mulyadi.
"Ada yang datang anaknya sekolah minta bantuan tas, sepatu, dan sejenisnya. Ada yang datang juga karena masalah utang piutang. Ada yang datang untuk sekadar foto atau curhat masalah keluarga," tambah dia.
Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa ia berupaya untuk tetap melayani para tamu ke rumahnya dengan menyiapkan makan di pos pengaduan.
"Untuk itu, jumlahnya sangat banyak dan di pos itu kami selalu menyiapkan makan karena setiap yang datang kami perhatikan punya kebutuhan untuk makan," beber Dedi Mulyadi.
Di pos tersebut, lanjut Dedi Mulyadi, ia mengerahkan tiga petugas untuk berjaga bernama Windy, Mega, dan Haji Mumu.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi juga menerangkan bahwa pihaknya selalu berupaya memberikan ongkos bagi mereka yang kesulitan pulang.
"Bagi mereka yang kesulitan transportasi pulangnya kami selalu berusaha untuk memenuhi, memberikan sekadar transport agar bisa sampai ke rumahnya dengan tenang," kata Dedi Mulyadi.
"Kadang ada yang dari luar provinsi, kami juga selalu berusaha memberikan bantuan agar dia sampai ke provinsinya dengan baik," imbuh dia.
Dengan banyaknya orang yang menghampiri, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa ia tidak bisa melayani semuanya.
Pihaknya hanya melayani permintaan bantuan dengan urgensi tinggi seperti kesehatan dan hukum.
"Untuk layanan pengobatan, pasti kami membantunya. Untuk layanan hukum, kami siapkan pengacara gratis, tidak usah bayar," paparnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Kebutuhan Tenaga Kerja untuk Tahun Depan Segera Dipetakan
"Untuk yang laporan di APH belum ditindaklanjuti, selama ini selalu direspons dan ditindaklanjuti," lanjutnya.
Kendati demikian, lanjut Dedi Mulyadi, orang-orang yang datang karena masalah utang piutang tidak bisa ia bantu.
"Orang-orang yang datang karena masalah utang piutang, mohon maaf kami tidak bisa memenuhi karena akan menimbulkan efek yang sangat buruk bagi saya," ujar Dedi Mulyadi.
"Bisa jadi orang ngantre datang minta dibayarin utang, dan ini akan menimbulkan masalah," imbuhnya.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga meminta maaf karena tidak bisa melayani semua orang yang hendak bertemu dengannya secara langsung karena kesibukannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
"Bagi yang mereka curhat masalah keluarga mungkin kami tidak bisa menerima satu-satu, karena waktu saya akan habis untuk menerima curhatan setiap orang," kata dia.
"Saya di rumah kadang-kadang di rumah pulang jam 10, 11, kadang jam 1 kadang jam 2," bebernya.
Dengan demikian, Dedi Mulyadi pun menyerahkan kepentingan warga tersebut kepada orang-orang yang ia tempatkan di pos pengaduan.
"Seluruh kepentingan Bapak Ibu kami delegasikan kepada Windy, Mega, dan Haji Mumu yang melayani," ujar dia.
"Dari seluruh rangkaian itu ada yang merasa puas ada juga yang kadang tetap ngotot dan ngeyel untuk tetap dilayani, terutama urusan utang piutang," lanjut dia.
Dedi Mulyadi pun berterima kasih kepada orang-orang yang telah berkunjung ke kediamannya, dan berjanji untuk memberikan layanan semampunya.
"Untuk itu saya ucapakan terima kasih atas kunjungannya ke Lembur Pakuan, kami senantiasa terbuka kepada seluruh masyarakat," ujar Dedi Mulyadi.
"Sekemampuan kami akan membantunya, tetapi manakala kami tidak punya lagi kemampuan untuk membantunya, kami tidak bisa lagi memaksakan diri untuk melayani ribuan orang karena utang piutang," sambungnya.
Ia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat kurangnya pelayanan di rumahnya tersebut.
"Kami minta maaf untuk ketidaknyamanan layanan kami dan kami ingin berusaha memberikan yang terbaik, tetapi berdasarkan kemampuan yang kami miliki," pungkasnya.
Baca artikel Tribunjabar.id lainnya di Google News.
Maulana Yusuf Pertanyakan Skema dan Efektifitas 60 Milyar Janji KDM untuk Asuransi Pekerja Informal |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Minta Kebutuhan Tenaga Kerja untuk Tahun Depan Segera Dipetakan |
![]() |
---|
Sosok Syifa Viral Disebut Mirip Nyi Hyang Anak Dedi Mulyadi, Gubernur Jabar Singgung Perbedaannya |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Tunjuk Helmy Yahya Nahkodai BP Rebana: Jabar Siap Masuki Babak Akselerasi Investasi |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Pangkas Dana Hibah Pesantren, Dialihkan ke Program Beasiswa Santri, Ini Rinciannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.