Acuviarta Kartabi Ungkap Fakta Kemiskinan di Jabar Makin Dalam dan Parah

Pengamat ekonomi dari Unpas Bandung, Acuviarta Kartabi, mengingatkan pemerintah agar tidak terlena dengan turunnya angka kemiskinan di Jabar.

Penulis: Nappisah | Editor: Giri
dok pribadi
INGATKAN PEMERINTAH - Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi. Acuviarta mengingatkan pemerintah agar tidak terlena dengan turunnya angka kemiskinan di Jawa Barat. Ia menuturkan, kualitas kemiskinan justru memburuk karena kedalaman dan keparahannya meningkat. 

“Penciptaan lapangan kerja harus dipercepat, baik melalui pengembangan sektor UMKM, pembangunan infrastruktur, maupun sektor pertanian. Pembangunan irigasi, pembukaan lahan baru, dan pengembangan desa ramah tenaga kerja di sektor pertanian sangat penting,” katanya.

Acuviarta menambahkan, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian dan perdagangan.

“Karena tenaga kerja kita yang paling besar itu ada di sektor pertanian dan perdagangan. Jadi strategi penanggulangan kemiskinan harus menyasar dua sektor ini. Pendekatan lain bisa dari pengembangan investasi, karena sejalan dengan masuknya investasi ke Jabar, tenaga kerja juga akan terserap,” ujarnya.

Ia menekankan, strategi pemberdayaan masyarakat harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan pengangguran. 

“Caranya melalui pengembangan infrastruktur yang menyerap tenaga kerja, pengembangan investasi, sektor perdagangan, dan sektor pertanian yang memang banyak menyerap tenaga kerja,” ucap dia.

Menurut Acuviarta, penurunan nilai tukar petani (NTP) di Jabar juga harus menjadi perhatian. NTP pada Agustus 2025 turun 0,53 persen menjadi 115,61.

“NTP itu mencerminkan daya beli petani. Kalau NTP turun, artinya pendapatan petani tertekan. Maka hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan harus didorong, supaya pendapatan petani naik,” ujarnya.

Ia juga menyoroti berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang perlu dievaluasi.

“Program One Pesantren One Product, sampai Petani Milenial harus dilihat lagi efektivitasnya. Termasuk juga program besar seperti Koperasi Merah Putih dan Makan Bergizi Gratis (MBG), perlu dievaluasi benar tidak menyerap tenaga kerja,” ucapnya.

Acuviarta berharap evaluasi ini segera dilakukan agar strategi penanggulangan kemiskinan menjadi lebih tepat sasaran. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved