TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah fakta-fakta kasus pembunuhan yang dilakukan Hanafi (27), pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) di Halmahera Timur.
Kasusnya menggemparkan publik, pasalnya seminggu setelah membunuh rekan kerja, Hanafi menikahi pujaan hatinya dengan tersenyum semringah dan tertawa lebar.
Ia berdiri di pelaminan bersama sang istri, AFM, seperti pengantin pada umumnya yang berbahagia di hari spesialnya.
Namun, siapa sangka di balik ekspresinya yang gembira di hari pernikahannya itu justru menyimpan fakta mengerikan.
Ya, ternyata Hanafi telah menjadi pelaku pembunuhan sadis terhadap rekan kerja-nya bernama Tiwi atau bernama lengkap KLP.
Baca juga: Terungkap Awal Mula Prada Lucky Disiksa Senior, Penyebabnya Bukan Penyimpangan, Curhat ke Sang Kakak
Aksi pembunuhan yang dilakukan Hanafi itu, seminggu sebelum pernikahannya.
Tak ada yang menyangka, Hanafi yang sehari-harinya bekerja sebagai pegawai di Badan Pusat Statistik (BPS) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Setelah fakta itu terungkap, seketika pesta kemeriahan pernikahannya itu menjadi berubah menjadi luka tragis dan misteri kelam kasus pembunuhan.
Di saat keluarga korban masih dirundung duka, pelaku justru tampil santai dan semringah seolah tak terjadi apa-apa.
Karena hal tersebut, tak sedikit warganet menyebutnya Hanafi sebagai psikopat karena aksi pembunuhannya itu.
1.Kematian Tiwi: Awalnya Diduga Bunuh Diri, Berujung Fakta Sadis
Pada 31 Juli 2025, seorang wanita ditemukan tak bernyawa di dalam rumah dinasnya di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Sosok itu adalah Tiwi, perempuan muda berprestasi yang dikenal baik di lingkungan kerjanya.
Pada awalnya, kematiannya dianggap sebagai aksi bunuh diri.
Namun sejumlah kejanggalan mulai mengemuka.
Kecurigaan demi kecurigaan menggiring penyidik pada penyelidikan intensif yang akhirnya membuka fakta kelam di balik kematian Tiwi.
Ia tidak mengakhiri hidupnya sendiri, dia dibunuh dengan cara yang sangat sadis oleh orang yang ia kenal, yakni Hanafi.
2. Motif Judi dan Rencana Pembunuhan yang Dingin
Motif di balik pembunuhan ini pun membuat banyak orang terdiam.
Dalam keterangan resmi, Kapolsek Maba Selatan Ipda Habiem Ramadya mengungkap:
"Pelaku meminjam uang sekitar Rp 30 juta kepada korban, namun tidak diberi.
Akibatnya, pada 17 Juli, pelaku diam-diam masuk ke rumah dinas korban dengan menggunakan kunci duplikat dan bersembunyi di kamar calon istrinya yang bersebelahan dengan kamar korban," ujar Ipda Habiem.
Hanafi diketahui terlilit utang karena kecanduan judi online.
Ia pun menyusun rencana matang: masuk diam-diam ke rumah korban, memantau gerak-geriknya, lalu menjalankan aksinya saat situasi sepi.
Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang 4 Tahun Lalu: Abi Aulia Dituntut Penjara Seumur Hidup
3. Eksekusi Brutal di Pagi Hari
Tepat pada 19 Juli 2025, sekitar pukul 05.22 WIT, Hanafi memulai aksi kejinya.
Ia mengikat tangan Tiwi, menyekap, bahkan melecehkan korban secara paksa.
Tak berhenti di situ, ia memaksa korban membuka ponsel dan mengakses aplikasi keuangan.
Uang sebesar Rp38 juta ditransfer dari rekening korban ke rekening pelaku.
Tak cukup dengan itu, Hanafi membuka pinjaman online milik Tiwi dan menguras dana hingga total Rp89 juta.
Setelah semua kekejian itu, Hanafi membekap mulut Tiwi dengan bantal, lalu meninggalkan korban sendirian hingga akhirnya meninggal dunia.
4. Menikah Setelah Membunuh
Delapan hari setelah membunuh Tiwi, Hanafi menikah dengan AFM di Ternate, pada 27 Juli 2025.
Ia berdiri gagah di pelaminan, mengenakan jas rapi, dengan tawa yang tak sedikit pun menunjukkan penyesalan.
Video pernikahan itu dibagikan oleh rekan-rekan kerja korban.
Salah satunya adalah Faris, pemilik akun Instagram komik faris, yang tak mampu menahan kemarahan.
"Lihat ekspresi bahagianya (Hanafi) seminggu setelah entitas ini menghilangkan nyawa adik kami dengan cara yang sangat bengis dan biadab.
Dia menikah dengan ekspresi sebahagia itu," tulis Faris dengan nada geram.
"Terlihat merasa bersalah? sama sekali tidak," sambungnya.
5. Aktor Jahat yang Bermain Rapi
Yang membuat kemarahan makin membara, adalah kelicikan Hanafi dalam menutupi jejak kejahatannya.
Saat jenazah Tiwi ditemukan dan dibawa ke RS, Hanafi ikut hadir.
"Entitas ini hadir dengan santainya saat jenazah adik kami dibawa ke RS. Dari bahasa tubuhnya santai sekali," ungkap Faris lagi.
Tak berhenti di situ. Hanafi bahkan mengambil alih ponsel Tiwi dan menyamar menjadi korban.
Ia membalas pesan WhatsApp, membuat orang-orang percaya bahwa Tiwi masih hidup.
"Dia (Hanafi) yang membalas chat WA tanggal 23 dan meretweet tanggal 24 sehingga semua orang mengira Tiwi meninggal karena menghilangkan nyawanya sendiri," ujar Faris.
"Info tambahan, entitas ini punya track record pinjem uang puluhan juta kemana-mana untuk judi online," tambahnya lagi.
Baca juga: Sosok Kopda Bazarsah Anggota TNI Tembak 3 Polisi Lampung di Arena Sabung Ayam, Kini Divonis Mati
6. Mengaburkan Jejak, Membuang Bukti
Setelah puas menjalankan aksinya, Hanafi mencoba menutupi semua bukti.
Ia menggunakan ponsel korban untuk mengajukan cuti kerja antara 21 hingga 25 Juli, agar kepergian Tiwi tidak dicurigai.
Ia juga membalas pesan-pesan WhatsApp dari rekan kerja dan atasan korban.
Akhirnya, Hanafi membuang seluruh barang bukti ke lokasi yang berbeda-beda.
"Dua ponsel korban beserta charger-nya dibawa ke Ternate dan dibuang secara terpisah.
Kepala charger dibuang ke laut, kabel dibuang dekat Masjid Al-Munawar, dan dua ponsel dibuang ke Danau Ngade," jelas Ipda Habiem Ramadya.
(TribunTrends.com/ TribunMedan.com)