Saat itu, Nakama yang merupakan sebutan untuk penggemar One Piece mendukung pasangan calon presiden Anies Baswedan dan calon wakil presiden, Muhaimim Iskandar alias Cak Imin atau biasa diseput AMIN.
Bahkan Nakama ini sampai menyebut Nakama AMIN usai mendukung Anies Baswedan-Cak Imin, lantaran pasangan ini dianggap memiliki kemiripan seperti dicerita dalam urusan menegakkan keadilan, perubahan dan pembebasan.
"One Piece itu Anime yang sangat politis, Oda Sensei menyadarkan kita untuk melek politik, untuk melawan setiap kesewenang-wenangan dan ketidakadilan, kalau di One Piece oligarkinya bernama World Government yang terdiri dari Gorosei dan Im Sama," kata Koordinator Nakama Amin, Ahmad Jilul, Jumat (20/10/2023).
Dulu Dipakai Kampanye, Sekarang Dilarang
Dulu atribut One Piece menjadi gimmick kampanye atau teknik yang digunakan dalam dunia politik untuk menarik perhatian publik secara unik, mengejutkan, atau menghibur, biasanya dengan tujuan membangun citra, menciptakan buzz, atau meningkatkan keterlibatan pemilih.
Namun, kini simbol perlawanan itu dilarang. Aparat dan pemerintah daerah menganggap simbol tersebut tidak relevan dengan perayaan kemerdekaan.
Sehingga sejumlah mural One Piece di jalanan telah dihapus atas permintaan aparat serta pemerintah desa.
Di Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) menertibkan bendera dan atribut One Piece.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Surabaya, Tundjung Iswandaru, menegaskan simbol tengkorak itu tidak ada kaitannya dengan HUT RI.
"Masak HUT RI gambarnya tengkorak," ujar Tundjung, Senin (4/8/2025).
Ia menambahkan, penertiban ini bertujuan menggencarkan pemasangan bendera Merah Putih di seluruh kota.
Baca juga: Viral Video Mural One Piece di Sragen Dihapus sambil Dipantau TNI, Dandim dan Bupati Buka Suara
Penghapusan mural One Piece juga terjadi di RT 3 RW 8 Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Di Solo, Jawa Tengah, mural One Piece di Kelurahan Sewu, Jebres, juga dihapus.
Camat Jebres, Samsu Tri Wahyudi, mengatakan personel TNI dikerahkan untuk menjaga kondusifitas.
"Ya untuk kondusifitas dari pada ada yang memviralkan di medsos," kata Samsu, Senin.
Mural yang dibuat warga pada Minggu malam itu langsung dihapus keesokan harinya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com