Pria yang akrab disapa Mbah Zarkasi itu mengakui keterangan yang tertera dalam buku tersebut sesuai kondisi gerakan JI yang belum diketahui khalayak, termasuk keterlibatannya selama lebih dari 30 tahun hingga menjadi Amir JI.
Ia mengatakan keterlibatannya dalam JI berawal ketika berkuliah di Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 1980, kemudian direkrut menjadi jemaah Negara Islam Indonesia (NII) hingga terpilih untuk mengikuti pendidikan khusus di Afganistan pada medio 1987.
"Kalau direnungkan, saya waktu kuliah teknik sipil belajar tentang konstruksi, tetapi selama lima tahun mengikuti akademi militer mujahidin di Afganistan justru bejalar destruksi, bahkan sempat menjadi instruktur juga di sana," ujar Zarkasi.
Zarkasi menuturkan bahwa setelah kembali ke Indonesia pada awal 1993 barulah dimulai proses pembentukan JI yang tetap berasaskan ilmu syar'i usai sebagian tokoh menyatakan keluar dari jemaah NII, karena sejumlah alasan.
Bahkan, anggota JI sepakat bahwa NKRI merupakan toghut yang harus diperangi meski belum memulai penggunaan amaliat kekuatan, karena amaliat semacam itu baru dilakukan di awal 2000-an yang dimulai dari teror bom Bali 2002.
"Semuanya ditulis secara gamblang di buku JI The Untold Story, dan termasuk mengenai awal kemunduran JI setelah beberapa petingginya menyebar ke JAD, JAT, dan lainnya meski tetap aktif di JI," katanya. (*)