"Nanti ke depan, ada 150 ribu penerima jaringan listrik baru dari Pemprov Jabar, tapi syaratnya boleh dipasang listrik tapi harus KB dulu," katanya.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga mengatakan ke depan anak-anak di Jabar yang mendapat beasiswa, orang tuanya harus sudah ikut KB, penerima bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) dan lainnya pun sama, harus sudah ikut KB.
"Para penerima bantuan sosial yang penerimanya misalnya masih usia produktif, boleh nerima bantuan sosial tapi harus KB dulu," katanya.
Nantinya, kata dia, KB tidak selalu diterapkan pada ibu-ibu saja, tapi para laki-laki pun wajib di KB, agar jangan hanya perempuan yang terbebani urusan reproduksi.
"Data kependudukan itu saya ingin sudah tercantum orang itu KB atau tidak. Untuk apa? Ketika kami menurunkan bantuan, (sudah) ber-KB, beri bantuan. Belum ber-KB, KB dulu, tapi KB-nya harus laki-lakinya," ucapnya.
Menurutnya, laki-laki sebagai seorang suami memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya, termasuk dalam urusan reproduksi.
"Ini serius. Walaupun saya tidak punya istri, saya berpihak kepada kaum perempuan. Tapi perempuan yang memiliki arah dan tujuan bagi kesejahteraan keluarga. Seluruh ini harus jalan terintegrasi, jangan jalan sendiri-sendiri," katanya.