Berita Viral

Ramai soal Data Instansi Bocor hingga Dijual di Dark Web, TNI, Polri, dan Kemenhub Buka Suara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Media sosial tengah dihebohkan dengan unggahan yang menyebut bahwa data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), dan Badan Intelijen Strategis (Bais) dan data Kementeria Perhubungan (Kemenhub) bocor di dark web.

TRIBUNJABAR.ID - Media sosial tengah dihebohkan dengan unggahan yang menyebut bahwa data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), dan Badan Intelijen Strategis (Bais) dan data Kementeria Perhubungan (Kemenhub) bocor di dark web.

Unggahan itu menunjukkan sebuah tangkapan layar dari dark web yang diunggah ulang di X akun @FalconFeedsio, Senin (24/6/2024).

Pemilik akun menuliskan keterangan bahwa, data milik Polri, TNI, dan Kementerian Perhubungan Indonesia itu diunggah di dark web oleh seorang hacker dari BreachForums bernama MoonzHaxor.

Baca juga: Pusat Data Nasional Diserang Peretas dan Minta Tebusan Seharga 14 Unit Porsche, Gini Kata Menkominfo

“MoonzHaxor, seorang anggota terkemuka dari BreachForums, telah mengunggah berkas-berkas dari Badan Intelijen Strategis. Kebocoran ini termasuk file sampel, dengan kumpulan data lengkap yang tersedia untuk dijual. Pembobolan ini menyusul insiden serupa pada tahun 2021 di mana jaringan internal Badan Intelijen Negara disusupi oleh kelompok-kelompok China,” tulis pengunggah.

Unggahan itu pun telah dilihat lebih dari 2,8 juta orang dengan ribuan komentar dan likes.

Lalu, datapdata apa saja yang bocor dan bagaimana tanggapan Polri, TNI dan Kemenhub sebagai pemilik dan pengelolla data tersebut?

Data Inafis dan Bais Bocor di dark web

Diketahui, Inafis adalah sistem data yang dikelola oleh Polri.

Dalam Inafis itu berisi data rekaman gambar sidik jari untuk keperluan identifikasi.

Menurut tangkapan layar dari dark web yang viral di media sosial, beberapa data yang bocor dan diperjualbelikan berupa identitas sidik jari, foto wajah, dan springboot.

Data-data itu dijual dengan harga 1.000 dollar AS atau sekitar Rp 16.500.000.

Terkait kabar kebocoran data Inafis di dark web, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian menerangkan jika Polri telah membenarkan adanya kebocoran data.

Akan tetapi, menurut keterangan Polri, data yang dijual hacker itu adalah data lama.

“Jadi tentu kita crosscheck, kita konfirmasi dengan kepolisian apa benar ini data kalian. Mereka bilang, itu ada data memang data lama,” ungkap Hinsa, dikutip dari Kompas.com, Rabu.

Ia menambahkab bahwa data-data yang bocor di dark web itu tidak ada kaitannya dengan serangan ransomware pada Pusat Data Nasional (PDN) sementara.

Baca juga: Situs Resmi Polres Cirebon Kota Sempat Diserang Hacker: Pesannya Terkait Kasus Pembunuhan Vina

Halaman
12

Berita Terkini