"Kalau sekarang enggak tentu, kadang-kadang dapat uang," ujar dia.
Sopyah mengaku, jika dirata-rata uang yang didapatnya hanya cukup untuk makan saja.
Sebagai anak perempuan, Sopyah juga tidak menampik soal kerasnya hidup yang harus ia lalui.
Adiknya, Samsul juga merasakan hal yang sama. Kata Sopyah, adiknya selalu ingin pergi ke tempat ayah mereka dengan harapan bisa hidup seperti anak-anak lainnya.
Baca juga: Menanti Realisasi Janji Pemkab Indramayu untuk Sopyah yang Tampil Mirip Laki-laki demi Sambung Hidup
"Bapak lagi di Kalimantan, di sana juga sama susah, makanya saya bilang sudah di sini saja, sabar dulu," terang Sopyah.
Sosok Sopyah
Sopyah Supriatin tinggal berdua bersama adiknya, Samsul Ramadan di sebuah rumah sederhana di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Sopyah rela melakukan apapun demi bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk membiayai sang adik.
Sopyah sendiri sudah putus sekolah sejak beberapa tahun lalu.
Kini, Samsul Ramadan pun terpaksa putus sekolah karena terkendala oleh biaya.
Padahal, Samsul adalah sosok murid yang berprestasi.
Belum lama ini, Samsul ia sukses merebut trofi juara 2 dalam ajang Wall Climbing Competition (WCC) bersama Mahameru Climbing Club (MCC) Indramayu yang diadakan oleh Mahasiswa Kehutanan Pecinta Alam (Mahakupala) Universitas Kuningan.
Sopyah dan Samsul masih memiliki seorang ayah yang merantau ke luar kota menjadi buruh serabutan.
Kendati demikian, penghasilan dari sang ayah belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kakak-beradik ini.
Sementara itu, ibu Sopyah dan Samsul meninggal dunia beberapa waktu lalu.