KAI menyampaikan permohonan maaf atas terganggunya pelayanan akibat peristiwa kecelakaan antara KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuter Line Bandung Raya.
Akibat kecelakaan tersebut, KAI rekayasa operasional perjalanan.
“Bagi perjalanan KA-KA yang akan melintas di wilayah Haurpugur-Cicalengka, KAI akan melakukan upaya rekayasa pola operasi berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain,” ujar Dwinanto.
Single track
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono mengatakan, lintasan kereta api di petak Jalan Cicalengka-Haurpuguh memang rawan kecelakaan karena masih menggunakan single track atau jalur tunggal.
"Karena track-nya single, yang pakainya harus bergantian antara kereta api lokal dengan jarak jauh,” ujar Sony.
Pada jalur kereta dengan single track, ujar Sony, pengaturan dilakukan melalui sistem sinyal dengan memprioritaskan kereta jarak jauh untuk melintas lebih dulu.
“Kalau kereta jarak jauhnya belum lewat, yang lokal jangan dulu lewat. Itu ada isyarat dan rambunya,” ujar Sony.
Namun, sistem pengaturan sinyal ini, menurut Sony, belum semuanya otomatis, dan beberapa masih dilakukan oleh petugas di stasiun terdekat.
“Kalau untuk jalur selatan belum otomatis, di Indonesia yang sudah semua otomatis itu di jalur utara,” ucapnya.
Sebenarnya, kata Sony, untuk jalur kereta yang frekuensinya tinggi seperti Jawa, smua perlintasan kereta api harus pakai double track agar tidak terjadi kecelakaan.
Apalagi, kereta api masih menjadi transportasi favorit masyarakat baik KA jarak jauh maupun lokal.
Sony menilai, dalam peristiwa ini banyak faktor yang harus diinvestigasi mulai dari sistem hingga sumber daya manusianya.
“Bisa juga karena kelalaian atau salah ngatur, bisa juga karena sistem pengaturannya yang bermasalah. Tapi kalau sistemnya sudah baik dan orang itu melakukan kesalahan, baru bisa dihukum."
"Tapi kalau sistemnya sendiri tidak terlalu bagus, kasian orangnya harus menanggung ketidaksempurnaan sistem,” ujarnya. (tribun network/nazmi abdurahman/nandri prilatama/nts/ism/dod)