"Meski gaji kecil tidak menjadi alasan bagi saya untuk berhenti merajut mimpi penerus bangsa di Pantura Subang," ujarnya
Nurati mengaku, berusaha semampu mungkin mengajar di Sekolah Dasar Negeri Pamanukan 1 tersebut dan berharap anak didiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung.
"Kami di sini tidak berpikir soal besar atau kecilnya gaji atau status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), motivasi kami adalah pengabdian tulus demi masa depan anak-anak," ucap Nurati, guru honor yang mengajar murid kelas 1.
Kendati pendapatannya tak seberapa, guru honorer tua ini mengaku tetap menjalankan profesinya itu sampai saat ini.
"Semua pengabdian ini saya lakukan dengan ikhlas dengan niat ibadah," katanga
Unung dan Nurati sempat beberapa kali mengikuti tes seleksi CPNS. Namun, ia tak kunjung bisa menggapai menjadi seorang PNS.
Hal itu jadi kenyataan pahit yang diterimanya di usia tua. Kini, Unung dan Nurati berharap pengabdian panjangnya dihargai.
"Setidaknya, minimal pemerintah mengangkat para penerusnya dengan memprioritaskan waktu pengabdian para guru," ujarnya.
Nurati juga mengaku sadar diri dengan usianya yang sudah hampir kepala 6 tak mungkin jadi PNS.
"Kalau jadi PNS kayanya sulit, karena terganjal umur. Usia saya sekarang sudah 57 tahun, artinya sudah tidak ada harapan. Saya hanya berharap dihargai jerih payah 35 tahun ngajar tanpa pamrih. Setidaknya pemerintah dapat lebih menghargai guru yang lainnya yang pengabdiannya sudah berpuluh-puluh tahun," tutupnya (*)