Angkot Akan Dikonversi Menjadi Mikrobus di Bandung, Ini Kata Pengamat Ekonomi Unpas

Penulis: Nappisah
Editor: Januar Pribadi Hamel
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Ekonomi Unpas Acuviarta Kartabi menyambut baik langkah angkot akan dikonversi menjadi mikrobus di Bandung sebagai solusi yang konkret.

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung mulai menggaungkan konversi Angkot menjadi mikrobus.

Menangapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Unpas Acuviarta Kartabi menyambut baik langkah tersebut sebagai solusi yang konkret.

"Konversi angkutan dalam kota (Angkot) menjadi mikrobus karena berbagai faktor. Saat ini angkot penumpangnya sudah berkurang dibanding dulu," ujarnya, saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (22/9/2023).

Menurut Acuviarta, upaya tersebut sebagai jalan tengah. "Mau tidak mau pengusaha angkot harus beralih ke moda kendaraan kualitasnya lebih bagus," tambahnya.

Ia menuturkan, konsepnya mungkin nanti berubah menjadi mini bus, yang muatannya jauh lebih banyak.

Hadirnya mikrobus dapat menjadi pilihan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum.

"Dulu pilihannya selain angkot itu taksi, sekarang masyarakat bisa naik transportasi online roda dua maupun empat," imbuhnya.

"Nanti angkot-angkot itu bisa diarahkan ke jalur pendek bisa antarkomplek, selama ini tidak dilalui oleh jalur angkutan lain," katanya.

Acuviarta mengatakan, penghapusan keberadaan angkot dan menggantinya dengan bus bermuatan kecil tenaga listrik, berkorelasi dengan harapan pengurangan tingkat kemacetan.

"Meskipun kemacetan itu bukan hanya faktor angkot, namun jumlah kendaraan meningkat signifikan. Sedangkan kualitas lebar, jalur jalan tidak berubah secara signifikan," ujarnya.

Sementara itu, dikutip dari laman Tribunjabar.id, Bus-bus kecil bertenaga listrik rencananya akan mulai beroperasi pada 2025, atau paling lambat 2026.

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan transportasi publik yang lebih representatif, aman, dan nyaman ini memang sudah saatnya untuk diupayakan segera terealisasi.

Nantinya, para sopir tidak bersaing mengejar setoran, lantaran gajinya akan dibayar oleh operator yang oleh Pemkot Bandung juga disiapkan subsidinya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Berita Terkini