Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung bersiap untuk menghadirkan tempat penampungan sampah sementara di kawasan dekat Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dalam waktu dekat.
Hal ini menyusul kondisi TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat belum juga optimal menampung sampah dari Bandung Raya.
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan bahwa tadi telah melakukan rapat bersama tim satgas darurat sampah yang dihadiri Forkopimda, para camat, dan organisasi perangkat daerah terkait untuk mengevaluasi upaya penanganan sampah di masa kedaruratan ini.
"Informasinya TPA Sarimukti zona 2 dan 4 masih ada titik api. Lalu, zona 1 dan 3 katanya sudah selesai. Alhamdulillah, kami akan mendorong ke Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi supaya zona 1 dan 3 ditambah cadangan kembali bisa dibuka optimal supaya (sampah) dari Kota Bandung yang saat ini jumlahnya 7.000-8.000 ton dan belum terkirim segera terselesaikan," ujarnya di Balaikota, Kamis (7/9/2023).
Upaya lain yang terus dilakukan ialah mencari lahan-lahan lain. Ema mengaku hari ini bakal menemui Danpusarmed Cimahi dengan harapan ada informasi lahan yang bisa dimanfaatkan.
"Saya kemarin sudah melihat beberapa titik untuk dijadikan TPS sementara bukan untuk selamanya loh ya. Jadi, masyarakat pun silakan berkorban sedikit. Memang kami belum mengumpulkan semua masyarakat, tapi saya beberapa waktu lalu sudah bicarakan ini di Kecamatan Gedebage," ucap Ema.
Baca juga: Warga Cempaka Arum Minta Pemkot Bandung Tak Jadikan Area Dekat GBLA Penampungan Sampah Sementara
"Lagipula, lahan yang hendak dijadikan penampungan sementara itu jauh dari perkampungan dan itu lahan milik pemkot, ditambah kondisi sedang darurat, maka tolong sedikit mengerti ini," katanya.
Jika tidak mau untuk dibuang ke area dekat Stadion GBLA, Ema pun menanyakan untuk membuangnya ke mana.
Sebab, jika TPA Sarimukti telah optimal penampungannya, kata Ema, pastinya pemkot Bandung akan mengangkut kembali sampah yang ada di dekat GBLA itu menuju Sarimukti.
"Kami juga sudah buat lubang-lubang untuk menampung sampah organik, lokasinya di Tegallega, lalu mesin gibrik sudah ada satu dari rencana 10 yang akan kami hadirkan di sana dan kami ingin melihat efektivitasnya seperti apa," ujarnya.
"Serta pembelian dua loader untuk mendorong sampah yang menjadi prioritas di jalan-jalan secara bergiliran diangkut selain seluruh TPS yang kondisinya overload," katanya.
"Jika tak ada TPS sementara, lalu (masyarakat) maunya bagaimana? Tolonglah ada pengertiannya. Kami sedang bekerja keras. Tiada hari tanpa memikirkan menangani sampah," ucapnya.
"Kami mohon ada upaya warga juga untuk memahami dan memaklumi kondisi ini sedang darurat. Jika sudah normal semua, nanti pasti akan seperti semula. Tapi, utamanya masyarakat harus sadar bisa selesaikan sampah di lingkungannya masing-masing," kata Ema.