Asal Usul Terbentuknya Paskibraka Indonesia yang Jarang Diketahui, Lahir Bersamaan dengan Proklamasi

Editor: Hilda Rubiah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat upacara pengukuhan 68 pelajar SMA yang menjadi anggota Paskibraka saat Upacara Peringatan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (17/8/2022).

Kala itu, bendera pusaka berkibar siang dan malam di tengah dentuman suara tembakan dan meriam dalam perjuangan melawan Belanda.

Walau ketika itu proklamasi kemerdekaan sudah dilakukan, namun kenyataannya perjuangan belum selesai.

Saat itu Belanda masih ingin menguasai Indonesia sehingga ketika itu perjuangan masih berlanjut.

Hingga pada 4 Januari 1946, situasi kota Jakarta semakin genting, sehingga Presiden Soekarno dan juga Wakilnya Bung Hatta, pergi meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan membawa bendera pusaka yang sebelumnya sudah berkibar.

Bendera tersebut dibawa dengan cara dimasukan ke dalam koper milik Presiden Soekarno, dan selanjutnya Ibukota Negara Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Pada Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Nomor 14 tahun 2017 dituliskan, bahwa terbentuknya pasukan pengibar bendera pusaka kemudian terjadi menjelang peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946.

Presiden Soekarno ketika itu memerintahkan ajudannya yang bernama Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara kenegaraan terkait peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung, Yogyakarta.

Namun, ide membentuk Paskibraka ternyata bukan dari Presiden Soekarno melainkan lahir dari Mayor M. Husein Mutahar.

Ia berpikir, bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

Ia pun menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putri dan 2 orang laki-laki sebagai perwakilan daerah yang tengah berada di Yogyakarta untuk melakukan pengibaran bendera.

Akan tetapi, setelah itu Belanda kembali menggencarkan serangannya.

Baca juga: Viral Siswa SMA Mendadak Batal Lolos Paskibraka Nasional, Tiba-tiba Diganti Anak Perwira Polisi

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi yang kedua. Proses penyelamatan bendera pusaka lagi-lagi harus dilakukan.

Presiden Soekarno, memberikan tanggung jawab kepada Husein Mutahar untuk menjaga bendera pusaka.

Setelah melalui perjalanan panjang, barulah bendera pusaka tersebut kembali diserahkan kepada Presiden Soekarno melalui Soedjono, orang yang dipercayakan oleh Soekarno kala itu.

Dengan diserahkannya bendera tersebut, maka selesailah misi Husein Mutahar untuk melakukan penyelamatan bendera pusaka.

Halaman
123

Berita Terkini