Awalnya Terapi Renang, I Putu Bayu Ardhiya Satrio Jadi Atlet Renang Jabar Raih 3 Medali di PON Papua
Atlet renang Jabar I Putu Bayu Ardhiya Satrio meraih medali di ajang PON Papua. Tidak tanggung-tanggung, dia dapat tiga medali. Emas perak perunggu
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Atlet renang Jabar I Putu Bayu Ardhiya Satrio meraih medali di ajang PON Papua.
Tidak tanggung-tanggung, dia menyabet tiga medali sekaligus. Medali emas, medali perak perak di nomor selam kolam 100 meter surface, dan perunggu pada kelas estafet.
I Putu Bayu Ardhia Satrio merupakan atlet renang yang dibina klub renang Tirta Merta Satria Bandung
Jadi atlet renang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Apalagi, sejak kecil dia punya penyakit asma. Putu menceritakan awal mula dirinya menggeluti dunia berawal dari ketidaksengajaan. Sejak usia dua tahun, dia sering bolak-balik ke dokter karena asma yang seringkali kambuh.
"Sampai akhirnya saat usia 4 atau 5 tahun, dokter menyarankan saya untuk mengikuti terapi renang," kata Putu saat dihubungi dari Bandung, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: Viral Video Atlet Asal NTT Dijemput Pakai Mobil Pikap, Raih Medali Emas di PON Papua
Anjuran itupun dilakukan orangtuanya yang langsung rutin mengajak Putu berenang dengan niat untuk penyembuhan asma.
"Selain karena masih kecil, waktu itu papah saya ngajak berenang biasa saja, hanya untuk kepentingan terapi," ujarnya.
Berawal dari keperluan terapi, belakangan I Putu Bayu Ardhia Satrio ketagihan menyelami dunia renang. ketika memasuki bangku sekolah dasar.
"Waktu itu berenang jadi tambah sering, karena dilatih juga oleh guru sekolah," katanya.
Masuk SMP, dia yang sudah sejak 4 tahun renang memutuskan untuk serius berlatih renang dengan masuk klub di Bandung.
"Di situ saya mulai masuk klub, selama tiga tahun," ujar putra dari perwira di Polda Jabar AKBP I Wayan Sukada.
Meski begitu, keikutsertaannya di klub tersebut sempat terhenti ketika memasuki bangku SMA. Saat itu, sang ayah meminta Putu untuk fokus belajar akademis sehingga dirinya memilih untuk menghentikan latihannya di klub.
"Orangtua meminta saya fokus untuk persiapan masuk perguruan tinggi," ucapnya.
Saran itupun diikuti Putu meski harus melepaskan total latihan olahraga yang sudah membantu kesehatan fisiknya.
Namanya jodoh siapa yang tahu. Saat masuk bangku kuliah, Putu ternyata diterima di FPOK UPI Bandung. Disana, dia kembali bertemu dengan kolam renang dengan memgikuti unit kegiatan mahasiswa aquatic.