Ajat menjelma menjadi pemain yang moncer dalam urusan membobol gawang musuh.
Pada tahun 1991, menyusul "perseteruan"-nya dengan Ketua Umum Persib saat itu, Ateng Wahyudi, yang juga Wali Kota Bandung,
Ajat akhirnya memutuskan keluar, dan bergabug dengan Bandung Raya hingga 1997.
Di klub barunya, Ajat sukses mempersembahkan gelar Liga Indonesia jilid dua tahun 1995-1996.
Pencapaian yang istimewa mengingat Bandung Raya ketika itu sama sekali tidak dihitung sebagai tim unggulan.
Duet Ajat dan Dejan Gluscevic menjadi kekuatan Bandung Raya.
Dejan bahkan menjadi pemain dengan koleksi 30 gol. Ini menjadi musim terbaik Bandung Raya.
Hinmgga kini Ajat masih menjadi salah satu ikon Persib Bandung.
Di sela waktunya, Ajat masih melatih di SSB Fatto Siliwangi dan Karang Taruna Football Academy (KTFA).