Sementara ini, pihak polisi masih menduga penyebab kecelakaan karena sopir tak mengetahui kondisi jalan.
Di sisi lain, sebuah fakta baru juga muncul dari kesaksian korban selamat.
Mimin, warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Subang itu berhasil selamat bersama dua orang anaknya.
Awalnya, Mimin memberikan kesaksian sebelum kecelakaan maut itu terjadi.
Mimin mengatakan dalam perjalanan sang sopir bus sempat ditegur.
Mimin mengaku dalam perjalanan dirinya dan penumpang lain sempat mencium bau hangit kampas rem.
Karena khawatir, kata Mimin, sopir sempat ditegur untuk memeriksanya.
Baca juga: Segini Santunan Jasa Raharja untuk Korban Meninggal dan Luka Kecelakaan Maut Bus Terjun ke Jurang
Baca juga: Kepergok Pasang DP Cewek di HP, Ferdi Kena Marah Nathalie Holscher hingga Langsung Diinterogasi Sule
Sang sopir bus itu, kata Mimin menjelaskan bahwa bus dalam keadaan rem blong.
"Salah seorang penumpang sempat meminta sopir memeriksanya, sopir bilang remnya blong," ungkap Mimin.
Hal serupa juga dijelasakan Imam (32) korban selamat bus tersebut, guru di SMP IT Al Muawanah.
Imam menceritakan selama menempuh perjalanan kondisi bus pariwisata Sri Padma Kencana yang ditumpanginya itu dalam kondisi prima.
Tapi, ketika menujuperjalanan pulang dirinya dan penumpang lainnya kerap mercium bau hangit kampas rem.
Ketika ditanyakan ke beberapa penumpang, sang sopir bus itu menjelaskan kampas rem masih baru.
"Saya tanyakan bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Yaudah kalau begitu mah berarti bagus," ucap Imam.
Karena sopir bus itu menjelaskan bus dalam keadaan baik dan tidak terjadi masalah, para penumpang lain mengikuti keyakinan sang sopir.