Peneliti LIPI itu juga menyebut, ular welang jarang ditemukan manusia karena kebanyakan hidup di area hutan. Berbeda dengan ular weling yang justru lebih banyak ditemukan di permukiman dan persawahan.
Ia juga menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya karena memiliki bisa yang tinggi.
"Kalau didekati orang pun, mereka (weling dan welang) tidak lari karena punya bisa yang tinggi sehingga tidak takut dengan manusia," katanya.
Oleh karena itu, jangan sampai mendekati dan mengganggu ular tersebut agar tak terkena gigitan mematikannya.
Hal ini juga sempat disampaikan Panji Petualang dalam vlog yang dilansir sebelumnya. Ia menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya.
"Racunnya sama aja karena satu kerabat, satu family," katanya.
Pada video itu, Panji juga menjelaskan soal ular weling yang ditemukannya. Ia menyebut, bisa ular yang ditemukannya itu enam kali lebih mematikan dari ular kobra.
"Bisanya enam kali lebih mematikan daripada kobra," ujarnya.
Menurutnya, karakternya tak seagresif ular kobra, tapi gigitannya bisa menyebabkan kematian.
"Walaupun tergolong ular yang tidak agresif seperti kobra, lebih santai lebih kalem, tapi satu gigitannya bisa membunuh manusia dalam hitungan hari," kata Panji Petualang.
Ia juga menjelaskan, jika terkena gigitannya tak akan merasakan sakit dan perih, tapi bisa mengantuk hingga meninggal dunia.
"Efek gigitannya seperti obat bius, enggak merasa sakit enggak perih enggak pegel, tiba-tiba korban mersa ngantuk dan bobo selamanya," katanya.
Lebih Jauh tentang Ular Weling
Pada vlog-nya yang diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!', Panji Petualang menjelaskan lebih jauh tentang ular weling.
Perlu diketahui, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.