“Google Trends mencatatkan skor 99 pada 14 November dan skor 100 pada 15 November 2018 untuk kata kunci PSI. Ini angka tertinggi dalam skala Google Trends,” ujar Sigit Widodo.
Selain itu, Sigit Widodo mengatakan, Google Trends menghitung popularitas relatif sebagai rasio dari volume query pencarian terhadap jumlah total semua pencarian. 100 merupakan nilai maksimal untuk skala popularitas relatif ini.
“Jadi kasarnya, hampir semua orang di Indonesia mencari dengan kata kunci ‘PSI’ di dua hari itu,” kata Sigit Widodo.
Google Trends, kata Sigit Widodo kembali mencatat beberapa lonjakan pencarian dengan kata kunci PSI.
Pada 19 November 2018, PSI mencatat skor 92, dan setelah itu secara perlahan kembali hingga ke kurva normal.
Kenaikan kembali terjadi pada 11 Desember 2018 saat PSI kembali melemparkan sikap politiknya yang pro-perempuan pada Festival 11 di Surabaya.
“Setelah pernyataan politik PSI di Surabaya, pada 11 Desember 2018 Google Trends mencatat skor 45 dan kembali naik di 17 Desember ke skor 79,” kata Sigit Widodo.
Terlalu Banyak Sensasi?
Kemunculan PSI di panggung politik saat ini menjadi buah bibir di kalangan elit politik maupun masyarakat biasa.
Pasalnya, PSI sering muncul di ruang publik mengomentari permasalahan politik dengan komentar para anggotanya yang yang cenderung kritis.
Adapun beberapa elite PSI seperti Raja Juli Antoni, Tsamara Amany Alatas, bahkan Grace Natalie kerap terlibat perang komentar dengan lawan politiknya.
Sehingga baik masyarakat yang kontra terhadap PSI maupun para elite politik yang merupakan lawan PSI di politik menganggap PSI terlalu banyak cari sensasi.
Berikut ini tribunjabar,id merangkum beberapa perseteruan PSI dengan elite politik.
1. Kebohongan Award
Sebelumnya, PSI pernah memberi penghargaan yang dinamai Kebohongan Award kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo - Sandiaga.