Bunga Bougenvile Cianjur Disukai Lantaran Modelnya Unik

Tigor, penjual tanaman hias di Cianjur mengatakan, berdasarkan perhitungan, tingkat penjualan bougenvile secara eceran menurun drastis sampai

Penulis: cis | Editor: Darajat Arianto
TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S
Fahrudin alias Tigor (45), warga Kampung Babakan Cikalong, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur menyirami tanaman bunga bougenvile di kebunnya di Jalan Sukanagalih, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kamis (29/5/2014). Akibat krisis perekonomian dunia sebanyak 500 tanaman bougenvile miliknya batal dikirim ke luar negeri. 

CIANJUR, TRIBUN - Tigor, penjual tanaman hias di Cianjur mengatakan, berdasarkan perhitungan, tingkat penjualan bougenvile secara eceran menurun drastis sampai 85 persen. Sedangkan tingkat penjualan secara borongan menurun sampai 50 persen.

"Diminatinya bougenvile asal Cianjur itu karena modelnya menyerupai bonsai. Kalau dari segi warna, bougenvile di mana saja sama. Itu sebabnya banyak bougenvile dari Cianjur diekspor," ujar Tigor di kebunnya di Jalan Sukanagalih, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kamis (29/5).

Pendapatan pun mengalami penurunan hingga 50 persen. Kini Tigor hanya mampu mengantongi Rp 250 juta dari penjualan bougenvile selama satu tahun. Adapun harga bougenvile yang dijualnya mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 60 juta.

"Kalau dulu sewaktu masih ramai tanaman yang terjual minimal 15 bougenvile setiap bulannya. Tapi kalau sekarang paling banyak dua saja. Untung-untung kalau yang terjual itu nilainya mencapai jutaan rupiah," ujar Tigor.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Tags
pertanian
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved