Karena itu, kata mereka, jika jalan tembus itu jadi dibangun, jarak tempuh menjadi lebih pendek. "Jarak dari kampung terakhir sampai ke perkebunan kina di Lembang itu sekitar 10 km saja. Kalau sudah dibuat jalan tembus dan diaspal, paling butuh waktu sekitar 15 menit saja atau kalau dari jalan raya Bandung-Sumedang juga cukup 30 menitan," kata Dudun.
Harapan warga di sana bisa menjadi kenyataan. Tahun ini pembangunan jalan tembus itu akan dimulai. "Sekitar satu bulan lalu saya ikut mengukur jalan tembus Sumedang-Sukasari-Lembang itu. Saya yang membuat dan memasang patok-patok," kataya.
Dudun mengaku memasang 15 patok dari Tungturanan Jalan Bandung-Sumedang sampai jembatan terakhir sasak Jangkung. "Ada 15 patok atau sekitar 15 km dari mulut jalan Bandung-Sumedang sampai Sasak Jangkung, kemudian masuk hutan Perhutani dan perbatasan dengan Lembang," katanya.
Disebutkan, ada delapan patok yang melewati lahan sawah dan tanah milik warga. "Selebihnya itu lahan hutan yang dikelola Perhutani. Lahan untuk jalan juga dipilih yang melewati sawah dan menghindari permukiman. Saat mengukur itu petugas dari PU mengukur kondisi kemiringan tanah. Katanya tanahnya bagus karena cadas," kata Dudun.
Jalur jalan Tanjungsari-Sukasari-Lembang yang akan dipakai jalan tembus itu dimulai dari Pasigaran, Desa Kadakajaya, Tanjungsari, tak jauh dari Tol Cisumdawu, kemudian memakai jalan kabupaten sampai Desa Cijambu dan berbelok di Kereteg menyusuri jalan desa yang sudah dicor warga dengan biaya dari PNPM.
"Jalur masuk ke Pasir Bajing kemudian masuk ke kawasan hutan RPH Manglayang masuk Palintang, kemudian hutan pinus dan sampailah ke Lembang," katanya. (std/zam)
*) Selengkapnya bisa dibaca di harian pagi Tribun Jabar, edisi Senin (28/4/2014)