Adhikarya Parlemen

DPRD Jabar Soroti Kendala dalam Dunia Kerja, Dorong Kewirausahaan untuk Kurangi Pengangguran

Dengan adanya kesempatan kerja yang lebih luas, warga dapat memperoleh penghasilan yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

DPRD Jabar
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa Barat dari Daerah Pemilihan Kabupaten Sumedang, Majalengka, dan Subang, Heri Ukasah Sulaeman, mengungkapkan adanya keluhan dari para pencari kerja muda, terutama dari kalangan lulusan SMA, SMK, dan sebagian lulusan perguruan tinggi. Menurutnya, banyak dari mereka yang menghadapi kesulitan untuk terserap di dunia industri. 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Upaya pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja terus digencarkan secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah menekan angka pengangguran terbuka dan menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pekerjaan.

Dengan adanya kesempatan kerja yang lebih luas, warga dapat memperoleh penghasilan yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, sehingga kesejahteraan sosial pun semakin terwujud.

Namun, berdasarkan hasil peninjauan di berbagai daerah serta aspirasi yang diserap dari masyarakat, proses perluasan lapangan kerja, baik di tingkat lokal maupun luar negeri, masih dihadapkan pada sejumlah kendala yang memerlukan perhatian serius.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa Barat dari Daerah Pemilihan Kabupaten Sumedang, Majalengka, dan Subang, Heri Ukasah Sulaeman, dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.

Dalam kegiatan sosialisasi pendidikan politik yang digelar pekan lalu di beberapa titik di Kabupaten Sumedang, Heri mengungkapkan adanya keluhan dari para pencari kerja muda, terutama dari kalangan lulusan SMA, SMK, dan sebagian lulusan perguruan tinggi. Menurutnya, banyak dari mereka yang menghadapi kesulitan untuk terserap di dunia industri.

Dari kegiatan tersebut juga terungkap bahwa industri yang beroperasi di wilayah Sumedang saat ini lebih banyak membuka peluang bagi tenaga kerja perempuan. Sementara itu, tenaga kerja laki-laki justru masih sangat terbatas penyerapan industrinya.

Kondisi ini, menurut Heri, perlu ditelusuri lebih dalam untuk mengetahui akar penyebabnya. Ia menilai, salah satu kemungkinan penyebabnya terletak pada perbedaan etos kerja antara laki-laki dan perempuan.

“Hal ini, bisa saja dikarenakan etos kerja perempuan seperti keuletan lebih unggul dibandingkan laki-laki,” ujarnya.

Lebih lanjut Heri menjelaskan, perluasan lapangan kerja sejatinya menuntut adanya keterampilan tertentu dari para pencari kerja.

Oleh karena itu, kemampuan atau skill harus dibangun melalui berbagai bentuk pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri.

Namun, di sisi lain, terdapat hambatan dalam pelaksanaannya, yaitu terbatasnya anggaran pelatihan yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat.

Menurut Heri, perlu ada solusi kreatif untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Salah satunya dengan menjalin sinergi bersama pihak swasta agar kebutuhan pelatihan dapat tetap terpenuhi tanpa harus sepenuhnya bergantung pada anggaran pemerintah.

“Guna mewujudkan hal itu salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat kerjasama dengan dunia usaha,” kata Heri.

Selain itu, Heri menegaskan pentingnya memperkuat program kewirausahaan sebagai strategi untuk memperluas lapangan kerja, terutama bagi kalangan laki-laki yang kesulitan masuk ke sektor industri.

“Jadi kalangan laki-laki harus dibina untuk menekuni program kewirausahaan,” tutur Heri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved