Gejolak Harga Beras di Jabar

Warga Bandung Mengeluh Kualitas Beras Turun, Pedagang Merana karena Harga Terus Tinggi

Di tengah isu berkurangnya pasokan beras di sejumlah pasar di Jawa Barat, kondisi berbeda terlihat di Pasar Sehat Margahayu, Kabupaten Bandung. 

|
tribunjabar.id / Adi Ramadhan Pratama
Stok Beras di Pasar Sehat Margahayu, Kabupaten Bandung aman, namun kualitas naik turun. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah isu berkurangnya pasokan beras di sejumlah pasar di Jawa Barat, kondisi berbeda justru terlihat di Pasar Sehat Margahayu, Kabupaten Bandung

Para pedagang memastikan bahwa stok beras di pasar tersebut masih relatif aman. Meski begitu, mereka mengeluhkan kualitas beras yang dinilai menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Salah satunya yaitu Faisal (33). Dirinya mengatakan bahwa pasokan ke tokonya saat ini tetap lancar dari daerah Majalengka dan Ciparay. Namun, dirinya mengaku kualitas beras sering kali berubah-ubah.

"Kalau suplai mah aman, cuma kualitasnya itu. Sekarang dijual Rp15 ribu, tapi waktu stok datang lagi kualitasnya beda, jadi kurang bagus seperti sebelumnya. Yang bagus itu cuma beberapa kali saja, sekarang jarang," ujarnya kepada Tribun Jabar pada Rabu (13/8/2025).

Faisal menuturkan bahwa kenaikan harga juga membuat keuntungannya semakin tipis. Sebelumnya, dirinya bisa menjual beras Rp13.500-14.000 per kilogram, namun kini harga terendah berada di kisaran Rp14.000-16.000.

"Sama sekali nggak ada untung besar, paling cuma 500 perak per kilo. Pembeli juga banyak yang ngeluh soal tekstur dan rasa, tapi saya nggak bisa berbuat banyak karena itu dari penggilingan," katanya.

Pengangkutan beras di pasar tradisional Kota Bandung, Rabu (13/8/2025). Harga beras tak kunjung turun meski musim panen tiba.
Pengangkutan beras di pasar tradisional Kota Bandung, Rabu (13/8/2025). Harga beras tak kunjung turun meski musim panen tiba. (Tribunjabar.id / Nappisah)

Sementara itu, pegadang lainnya, Risna (33) memilih berhati-hati dengan asal pasokan beras. Dirinya saat ini mengandalkan suplai dari Soreang yang sudah dikenalnya dan enggan mengambil dari luar daerah.

"Takutnya ada beras oplosan. Dulu saya ambil dari Majalengka atau daerah lain, tapi sekarang nggak. Saya jual di kisaran Rp14-16 ribu, kualitasnya naik-turun tapi masih menengah ke atas," ucapnya.

Fenomena di Pasar Sehat Margahayu ini berbeda dengan temuan di sejumlah daerah lain. 

Di mana, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso, sebelumnya memperkirakan pasokan beras secara nasional akan berkurang akibat turunnya suplai gabah dan penutupan sejumlah penggilingan padi.

Ombudsman RI juga menemukan 10 dari 23 penggilingan padi di Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat, tutup karena persaingan dan kekhawatiran berjualan di tengah kondisi pasar saat ini. 

Hasil sidak menunjukkan stok beras di penggilingan hanya tersisa 5-10 persen dari kapasitas normal, bahkan di beberapa pasar rak beras diganti dengan air kemasan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved