Menuai Kontroversi, Berikut 8 Fakta Soal Film Animasi Merah Putih: One For All

Film animasi Merah Putih: One For All kini mendapat sorotan dari masyarakat, terutama soal anggaran dan kualitas.

21 Cineplex
FILM MERAH PUTIH- Poster film animasi Merah Putih: One For All. Film yang menghabiskan anggaran Rp6,7 miliar ini kini menjadi sorotan masyarakat. 

TRIBUNJABAR.ID - Film animasi Merah Putih: One For All kini mendapat sorotan dari masyarakat.

Beberapa hal mengundang pertanyaan dalam pembuatan film animasi beranggaran Rp6,7 miliar itu.

Setidaknya ada 8 fakta terkait film ini dilansir dari Warta Kota.

Berikut ini 8 sorotan dirangkum dari berbagai sumber: 

1.Usung Tema Kebangsaan dan Persatuan Anak-anak Nusantara

Merah Putih: One For All mengisahkan petualangan delapan anak dari berbagai latar budaya, yakni Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan etnis Tionghoa yang tergabung dalam "Tim Merah Putih".

Mereka bersatu untuk mencari dan menyelamatkan bendera pusaka tiga hari sebelum upacara kemerdekaan 17 Agustus.

Baca juga: Persib Bandung vs Manila Digger, Adu Kekuatan Pemain Latin Kontra Afrika, Mana yang Lebih Kuat?

2. Debut Animasi Layar Lebar oleh Perfiki Kreasindo

Film animasi ini diproduksi Perfiki Kreasindo yang merupakan bagian dari Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.

Merah Putih: One For All disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari.

Mereka juga terlibat dalam penulisan skenario, bersama dengan produser Toto Soegriwo dan produser eksekutif Sonny Pudjisasono.

3. Diproduksi Anggaran yang Cukup Besar 

Proses produksi dimulai sekitar Juni 2025 dan rampung dalam waktu sekitar dua bulan menjelang penayangan.

Film ini kabarnya menelan biaya produksi sebesar Rp6,7 miliar.

Angka tersebut tergolong cukup besar untuk proyek animasi lokal.

Baca juga: Perilisan Film Merah Putih: One For All Disindir Sutradara Hanung Bramantyo, Disebut Terburu-buru

4. Penayangan Strategis Menjelang HUT ke-80 RI

Merah Putih: One For All akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 14 Agustus 2025.

Pemilihan tanggal ini sengaja agar berdekatan dengan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

5. Menuai Kontroversi karena Kualitas 

Animasi Trailer film ini menuai kritik tajam dari netizen yang menyoroti kualitas animasi yang dirasa kaku dan kurang matang.

Alhasil, Merah Putih: One For All dibanding-bandingkan dengan beberapa animasi lokal lain seperti Jumbo.

Sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy, pun angkat suara menyindir eksekusi film ini yang dianggap terburu-buru dan kurang serius.

6. Dugaan Penggunaan Aset Beli dari Marketplace

Konten kreator YouTube Yono Jambul menemukan sejumlah aset film dibeli dari marketplace seperti Daz3D, termasuk latar “Street of Mumbai” yang dinilai tidak mencerminkan nuansa lokal Indonesia.

7. Perbandingan dengan Demon Slayer dan Jumbo

 Warganet membandingkan film ini dengan Demon Slayer dan animasi lokal Jumbo.

Demon Slayer disebut hanya menghabiskan sekitar Rp1,8 miliar per episode namun menghadirkan kualitas kelas dunia, sementara Jumbo dinilai berhasil mengangkat standar animasi Indonesia.

8. Website Produksi Tidak Dapat Diakses 

Upaya mengakses situs resmi Perfiki Kreasindo berakhir dengan error “403 Forbidden”. 

Merah Putih: One For All diusung oleh studio Perfiki Kreasindo dengan tim yang hampir tidak ketahuan jejak digital-nya.

Situs resminya yang memunculkan error 404 saat dicari publik, seolah produksi ini sengaja ingin membatasi informasi, atau memang belum siap diungkap seutuhnya.

“Merah Putih One For All” dibuat oleh Perfiki Kreasindo, rumah produksi di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.

Produser eksekutif Sonny Pudjisasono dan Endiarto. 

Nama Endiarto juga menjadi sutradara dan penulis skenario bareng Bintang Takari.

Nama Bintang Takari inilah yang menjadi animator dari filmnya.

Tentu saja dengan keterbatasan akses hal ini menambah tanda tanya soal transparansi pihak produksi. (*)

Sebagian artikel ini sudah tayang di Kompas.com

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 8 Fakta Animasi Merah Putih: One For All, Kini Menuai Kontroversi 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved