No 7 Operasi Paling Kelam, Ini Sejarah Kopassus dan Rangkaian Misi Penting Sejak 1952
Pasukan elit milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Kopassus, memiliki sejarah sangat panjang sejak dibentuk pada 1952.
TRIBUNJABAR.ID - Hari ini Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memasuki usia ke- 73.
Pasukan elit milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memiliki sejarah sangat panjang sejak dibentuk pada 1952.
Kopassus dikenal dengan julukan Pasukan Baret Merah karena identitas khas mereka yang mengenakan baret merah.
Selain identitas utama, Baret merah menjadi simbol keberanian dan semangat juang.
Baret merah pada Kopassus juga melambangkan semangat laksana api yang membara, mencerminkan keterampilan prajurit komando.
Selain itu, Kopassus juga dijuluki Hantu Rimba karena kemampuan bertahan dan gerak cepatnya di medan hutan.
Kopassus memiliki tugas pada ranah Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Baca juga: Menhan Sjafrie Hingga Kepala BIN Dianugerahi Bintang Kehormatan Bintang 4 dari Presiden Prabowo
Tugas OMP Kopassus antara lain direct action atau serangan langsung, untuk menghancurkan instalasi vital dan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, hingga Advance Combat Intelligence (Operasi Intelijen Khusus).
Sementara pada OMSP, Kopassus juga bertugas pada Humanitarian Assistance (bantuan kemanusiaan), AIRSO (Operasi Anti Insurjensi, Separatisme dan Pemberontakan), perbantuan terhadap Kepolisian Republik Indonesia (sesuai permintaan perbantuan), SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.
Sejarah Kopassus
Indonesia mulai memikirkan memiliki pasukan kusus ketika pada Juli 1950, Timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya RMS Republik Maluku Selatan (RMS).
Pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerakan separatis tersebut.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang, sedangkan sebagai komandan operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
Letkol Slamet Riyadi yang memimpin operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan, namun ada banyak korban dari pihak TNI.
Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, namun juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Baca juga: Warga Kecewa Setelah Gelar Pasukan di Pusdiklatpassus karena Prabowo Pilih Terbang untuk Pulang
Peristiwa ini yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk mempelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat.
Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi, pada salah satu pertempuran di sekitar kota Ambon, gagasan ini selanjutnya dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 16 April 1952, melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal Kopassus.
Tanggal 16 April 1952 tersebut sekaligus menjadi hari lahirnya Kopassus (yang saat itu bernama Kesatuan Komando Teritorium III).
Sebagai Komandan pertama, dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur dalam perang dunia II.
Berubah Nama Jadi Kopassus
Dalam perjalanan selanjutnya satuan ini beberapa kali mengalami perubahan nama di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953.
Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1955 berubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Pada tahun 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNIA-AD (Puspassus TNI-AD).
Berikutnya, pada tahun 1971, nama satuan ini berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).
Baca juga: Persib Bandung vs Manila Digger, Berikut Jadwal dan Harga Tiket Pertandingan
Pada tahun 1985 satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai dengan sekarang.
Misi Penting Kopassus
Berikut sejumlah misi penting yang dilakukan Kopassus:
1. Operasi Pagar Betis 1949–1962
Strategi pengepungan massal melawan gerilyawan DI/TII di Jawa Barat.
2. Penumpasan PRRI 1958–1961
Penumpasan pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera.
3. Penumpasan Permesta 1958–1961
Operasi untuk mengakhiri pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara.
4. Operasi Trikora 1961–1962
Operasi militer untuk merebut Irian Barat dari Belanda.
5. Konflik Papua 1962–sekarang
Serangkaian operasi penegakan keamanan melawan kelompok separatis di Papua.
6. Konfrontasi Indonesia–Malaysia1963–1966
Operasi sabotase dan infiltrasi di wilayah perbatasan Kalimantan selama konfrontasi.
7. Gerakan 30 September 1965
Penumpasan unsur yang terlibat dalam kudeta G30S/PKI.
8. Operasi Kamtib 1967
Operasi keamanan untuk mengatasi pemberontakan bersenjata pasca-1965.
9. Peristiwa Mangkuk Merah 1967Penumpasan konflik etnis Dayak–Madura di Kalimantan Tengah.
10. Operasi Seroja 1975–1976
Invasi militer Indonesia ke Timor Timur pasca-kekosongan kekuasaan Portugal.
11. Pemberontakan di Aceh 1976–2005
Serangkaian operasi melawan Gerakan Aceh Merdeka hingga tercapai perdamaian.
12. Peristiwa Woyla (Garuda 206) 1981
Pembebasan sandera pesawat Garuda yang dibajak di Don Mueang, Thailand.
13. Pembebasan Mapenduma 1996
Pembebasan sandera peneliti yang ditahan OPM di Papua.
14. Krisis Timor Timur 1999–2002
Operasi pengamanan dan stabilisasi pasca-referendum kemerdekaan Timor Timur.
15. Penangkapan Omar Al-Faruq 2002
Operasi kontra-terorisme menangkap tokoh jaringan Al-Qaeda di Indonesia.
16. Pembebasan MV Sinar Kudus 2011
Pembebasan awak kapal yang disandera oleh perompak Somalia.
17. Operasi Madago Raya 2016–sekarang
Operasi memberantas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Sulawesi Tengah.
18. Operasi Damai Cartenz 2018–sekarang
Operasi keamanan dan penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata di Papua.
Resmi Jadi 6 Grup
Pada 2025, Kopassus dimekarkan menjadi enam grup, yang sebelumnya hanya tiga.
Perubahan signifikan ini diresmikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 84 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik para pejabat baru Kopassus dalam sebuah upacara kehormatan militer di Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Minggu (10/8/2025).
Pucuk pimpinan Kopassus juga mengalami perubahan besar.
Jabatan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus naik menjadi Panglima Kopassus.
Panglima Kopassus kini dijabat oleh perwira tinggi (pati) bintang tiga.
Sedangkan Komandan Grup akan diemban oleh pati bintang satu.
Validasi organisasi ini juga diiringi dengan penempatan markas-markas baru yang strategis.
Dengan adanya Grup 4, 5, dan 6, Kopassus kini memiliki kehadiran di enam pulau besar di Indonesia.
Hal ini sebuah langkah strategis untuk menghadapi dinamika keamanan, termasuk di Papua, tempat Grup 6 ditempatkan.
Berikut adalah daftar markas dan komandan dari keenam Grup Kopassus yang baru:
Markas dan Komandan 6 Grup Kopassus
- Grup 1 Kopassus
Markas berada di Taktakan, Kota Serang, Banten.
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Raden Nashrul Fathurrohman (sebelumnya Danrindam III/Siliwangi).
- Grup 2 Kopassus
Markas berada di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Edwin Apria Candra (sebelumnya Koorsmin Kasum TNI).
- Grup 3 Kopassus
Markas yang sebelumnya di Cijantung, Jakarta Timur, akan dipindahkan ke Kota Dumai, Provinsi Riau.
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Bram Pramudia (sebelumnya Paban V/Pam Sintel TNI).
- Grup 4 Kopassus
Markas baru ini akan didirikan di Penajam, dekat Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Suharma Zunam (sebelumnya Paban III/Binteman Spersad).
- Grup 5 Kopassus
Markas baru ini akan dibangun di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Josep Dat Dariyamanta (sebelumnya Paban V/Kermalat ASEAN Slatad).
- Grup 6 Kopassus
Markas baru ini ditempatkan di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Komandan Grup yakni Kolonel Inf Richard Arnold Y Sangari (sebelumnya Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih).
Kopassus juga masih memiliki Satuan 81/Penanggulangan Antiteror di Cijantung dan Pusat Pendidikan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kopassus Jadi 6 Grup, Ini Sejarah Pasukan Baret Merah TNI AD
Alasan Presiden Beri Penghargaan Bintang 4 ke Purnawirawan TNI, dari Menhan hingga Kepala BIN |
![]() |
---|
Prabowo Resmikan 6 Kodam, Tiga Berada di Pulau Sumatera, Berikut Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Minta Pemimpin Harus Berada di Garis Depan hingga TNI Siap Mati untuk Rakyat |
![]() |
---|
Warga Kecewa Setelah Gelar Pasukan di Pusdiklatpassus karena Prabowo Pilih 'Terbang' untuk Pulang |
![]() |
---|
Prabowo Subianto Sebut Perang di Timur Tengah Berpeluang Dialami Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.