Dedi Mulyadi Sebut Harga Beras Bakal Turun Meski Sebenarnya Kenaikan Untungkan Petani
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memastikan harga beras di pasaran akan stabil, karena panen raya sudah dimulai pekan ini.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Dalam beberapa tahun terakhir, kata dia, pemerintah mengatasinya dengan berbagai cara. Contohnya gerakan harga pangan murah.
“Kalau sekarang ditanya stok beras ada, harga naik memang harga gabahnya naik,” kata dia.
Kondisi tersebut, lanjut dia, dikeluhkan oleh para konsumen.
"Pembeli banyak yang mengeluh. Biasanya ambil lima kilo, sekarang cuma dua atau tiga karena harganya mahal. Kita juga bingung, kalau nggak ikut naik harga, kita rugi,” jelasnya.
Sementara pedagang di Pasar Kosambi, Wahyu, berharap pemerintah segera menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke lebih banyak titik pasar untuk menekan lonjakan harga.
"Kalau beras SPHP bisa masuk lebih banyak, harga mungkin bisa turun lagi," kata Wahyu.
Terpisah, Siti Masitoh (40), warga asal Batununggal menyebut harga beras yang kian merangkak naik memicu kekhawatiran di kalangan konsumen.
“Kita sebagai pembeli tentu menjerit. Semuanya mahal. Sekarang bawa uang Rp50 ribu ke pasar cuma dapat beras, tahu, tempe sama bumbu dapur. Meskipun sekarang mahal (beras), mau tidak mau dibeli, kan itu yang pokok,” kata dia.
Penyebab Harga Beras Naik
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta, menyebut penyebab utama melonjaknya harga beras dalam beberapa waktu terakhir bukan disebabkan oleh kekurangan stok beras secara nasional, melainkan karena stok gabah di lapangan sangat terbatas.
Otong menjelaskan bahwa keterbatasan gabah ini terjadi di tingkat petani, di mana hasil panen yang tersedia sangat sedikit.
Akibatnya, para pelaku pasar berlomba-lomba mendapatkan gabah, yang menyebabkan harga naik secara perlahan namun pasti.
Baca juga: Menteri ATR Targetkan 700 Ribu Tanah Tempat Ibadah dan Pesantren Tersertifikasi Tiga Tahun ke Depan
Pasar itu, kata dia, terus menyerap beras, sementara beras yang di Bulog ditahan sampai dengan 4 juta ton lebih.
“Sehingga yang di lapangan, padi yang sedikit pun berebut sehingga harganya merangkak naik," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ada kondisi istimewa yang sedang dihadapi para petani saat ini. Menurut Otong, para petani hanya berharap mendapatkan kemudahan dalam menjalankan usaha taninya, baik dari sisi permodalan, pupuk, maupun distribusi.
Respons Dedi Mulyadi Soal Mahalnya Biaya Tranportasi yang Dikeluhan Warga Bekasi, Rp 2 Juta Sebulan |
![]() |
---|
Puluhan Pengemis di Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Ditertibkan Setelah Ada Video Viral |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Bakal Atur Gizi untuk Pekerja Perempuan, Termasuk Perlindungan Masa Menstruasi |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Sebut Jabar Kekurangan Sekolah: Dulu Belanjanya Banyak untuk Teknologi Informasi |
![]() |
---|
Tak Larang Pengibaran Bendera One Piece di Jabar, Gubernur Dedi Mulyadi Ungkap Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.