Petugas Temukan Paku, Sapi yang Mati Mendadak di Lembang Bandung Barat Tidak Berpenyakit

Sapi-sapi peternak Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, yang mati mendadak tidak terindikasi berpenyakit.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
CEK SAPI - Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Acep Rohimat, mengecek sapi perah di Desa Cikahuripan, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Acep memastikan sapi di Cikahuripan mati bukan karena penyakit. 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sapi-sapi peternak Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, yang mati mendadak tidak terindikasi berpenyakit. Fakta itu berdasarkan sampel yang diuji di laboratorium.

"Hasilnya sudah keluar, baik untuk antigen PMK (penyakit mulut dan kuku) maupun pemeriksaan kimia darah. Clear, aman, tidak ditemukan penyakit," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB, Acep Rohimat, saat dikonfirmasi, Kamis (31/7/2025).

Hasil uji laboratorium tersebut menepis isu wabah atau adanya penyakit misterius di Cikahuripan, Lembang, sehingga membuat sapi perah mati mendadak.

Acep malam mengungkap fakta baru dari laporan yang diterima dari petugas kesehatan hewan. Petugas menemukan paku hingga tali tambang pada sapi yang mati mendadak.

"Dari laporan petugas ke Keswan KPSBU, saat dibedah itu ada benda asing di perutnya, kayak paku dan tambang," ungkapnya.

Baca juga: Momen Beckham Putra dan Wagub Jabar Bawa Kebahagiaan untuk Dua Bocah Disabilitas di Bandung Barat

Meski begitu, Acep tetap mengimbau kepada peternak sapi perah untuk meningkatkan kewaspadaan dengan meningkatkan mutu manajemen peternakan. Dari hasil uji laboratorium, sapi-sapi di Desa Cikahuripan terindikasi mengalami kekurangan kalsium dan energi.

"Jadi manajemen kandang saja itu mah. Terus hasil lab itu menunjukkan sapi itu kurang kalsium dan energi. Sapi betina kan butuh kalsium dan energi, apalagi saat laktasi. Harus ada peningkatan biosecurity, tambahkan kalsium yang cukup saat mau melahirkan. Saya yakin peternak sudah paham," ucap dia.

Peternak di Desa Cikahuripan mengeklaim sudah ada 16 sapi perah yang mati mendadak sejak Januari 2025.

Mengenai jumlah itu, Acep mengatakan, pihaknya belum dapat memvalidasi. Data 16 sapi yang diklaim mati mendadak itu didapat berdasarkan keterangan dari peternak.

Baca juga: Sungai Cikapundung Bandung Tercemar Bakteri E Coli, Imbas Kotoran Sapi dari Lembang dan Tinja

"Betul, berdasarkan keterangan peternak ada 16 yang mati, tapi kami tidak berani memvalidasi, karena laporan data detailnya tidak masuk kami. Kalau bicara data kan harus ada bukti," kata Acep, Jumat (25/7/2025).

Acep menegaskan, kematian sapi perah tersebut tidak terjadi secara masif. Sebanyak 16 sapi perah yang mati itu merupakan data akumulasi dari Januari 2025.

Acep menuturkan bahwa kasus kematian sapi perah hanya terjadi di Desa Cikahuripan, Lembang. Dia pun menolak jika kasus tersebut disimpulkan sebagai wabah.

"Bisa dikatakan kejadian ini bersifat insidental. Belum bisa dikategorikan wabah, karena tidak terjadi di banyak titik, hanya satu lokasi. Gejalanya pun tidak ada yang aneh atau mencurigakan," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved