VIRAL Semburan Gas Campur Lumpur di Tukdana Indramayu, Ternyata Pipa Pertamina Bocor

Semburan gas yang disertai lumpur, seperti yang sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia, contoh paling terkenal adalah lumpur Lapindo di Sidoarjo

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
capture video
SEMBURAN GAS - Potongan video semburan gas disertai lumpur di dekat pipa milik Pertamina di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Insiden tersebut diketahui terjadi pada Kamis (24/7/2025) sekitar pukul 17.30 WIB sore 

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Beredar video semburan gas disertai lumpur di dekat pipa milik Pertamina di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Insiden tersebut diketahui terjadi pada Kamis (24/7/2025) sekitar pukul 17.30 WIB sore. Saat ini, semburan gas dan lumpur itu sudah berhasil ditangani oleh petugas Pertamina. 

Semburan gas yang disertai lumpur, seperti yang sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia (contoh paling terkenal adalah lumpur Lapindo di Sidoarjo), bisa disebabkan oleh beberapa faktor utama, baik alami maupun akibat aktivitas manusia.

Penjelasan soal penyebab semburan gas disertai lumpur ada di akhir berita.

Baca juga: Viral Kagetnya Warga Sampang saat Semburan Air Keluar dari Sumur Bor, Tingginya Capai 20 Meter

Saat dikonfirmasi, Lurah Desa Pagedangan, Didi Asmadi menyampaikan, penyebab semburan gas dan lumpur itu karena adanya kebocoran pada pipa milik Pertamina EP di wilayahnya tersebut.

“Awalnya kami dapat laporan dari warga soal ada pipa yang bocor, ternyata benar ada sehingga langsung melapor kejadiannya ke pihak terkait,” ujar dia kepada Tribun Jabar, Kamis (24/7/2025).

pipa pertamina bocor di tukdana
SEMBURAN GAS - Pipa milik Pertamina di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. semburan gas campur lumpur muncul di dekat pipa tersebut pada Kamis (24/7/2025) sekitar pukul 17.30 WIB sore

Didi dalam hal ini meminta agar masyarakat jangan terpengaruh oleh informasi yang tidak benar soal kejadian tersebut.

Ia menegaskan, pipa jalur sumur Stasiun Pengepul Bangodua (SPBDA) milik Pertamina ini hanya mengalami kebocoran dan bukan meledak seperti kabar yang beredar.

Di sisi lain, diakui Didi, kejadian pipa bocor di wilayahnya tersebut sedikitnya memang sudah terjadi dua kali.

Ia sendiri tidak ingat kapan insiden pipa bocor pertama terjadi. Namun kejadiannya, kata dia sudah lama sekali.

“Dan yang kejadian hari Rabu tanggal 23 juli 2025 ini kali kedua,” ujar dia.

Dalam hal ini, Didi juga mengucapkan terima kasih perihal respon cepat yang dilakukan petugas dalam menanggulangi kebocoran.

Semburan gas dan lumpur ini pun hanya berlangsung sesaat. Dampaknya juga tidak sampai meluas ke rumah-rumah warga. 

Semburan itu, kata Didi, hanya mengenai pepohonan yang ada di dekat titik kebocoran serta jalan di areal setempat.

Ia pun meminta kepada petugas agar maksimal dalam melakukan penanggulangan agar kejadian tersebut tidak kembali terjadi.

“Kejadian semburan minyak tanah dengan campur gas berlangsung paling lama 15 menit kurang lebihnya,” ujar dia.

Faktor Penyebab Munculnya Semburan Air Bercampur Lumpur

1. Faktor Geologi Alami (Tekanan Tinggi di Bawah Permukaan)
Ini adalah penyebab paling umum dari semburan lumpur dan gas yang terjadi secara alami.

Formasi Sedimen Lunak: Di bawah permukaan bumi, terutama di daerah cekungan (basin) atau delta sungai, terdapat lapisan-lapisan batuan sedimen yang masih lunak dan kaya akan air serta gas (seperti metana).

Tekanan Tinggi: Lapisan-lapisan ini terkubur di bawah lapisan batuan lain yang lebih padat, menciptakan tekanan yang sangat tinggi. Tekanan ini bisa berasal dari beban batuan di atasnya, atau tekanan gas alami yang terperangkap.

Adanya Celah atau Rekahan: Jika ada celah alami, patahan geologi, atau bahkan rekahan kecil di lapisan batuan penutup, tekanan tinggi di bawah dapat menemukan jalan keluar. Air dan gas akan mendorong lumpur atau sedimen lunak ke atas.

Gas Pemicu: Gas (terutama metana, CO2, atau H2S) yang terperangkap dalam lumpur memiliki daya dorong yang kuat. Ketika gas ini dilepaskan dari tekanan tinggi, ia akan berekspansi dengan cepat, membawa serta air dan material sedimen ke permukaan dalam bentuk semburan.

2. Aktivitas Pengeboran (Manusia)
Aktivitas pengeboran, terutama untuk minyak dan gas bumi, sering kali menjadi pemicu semburan gas dan lumpur yang tidak terkendali.

Kehilangan Kontrol Sumur (Well Control Loss): Saat melakukan pengeboran, ada risiko kehilangan kontrol atas tekanan di dalam sumur bor. Ini bisa terjadi jika:

Tekanan Formasi Lebih Tinggi dari Perkiraan: Jika lapisan batuan yang dibor ternyata memiliki tekanan gas atau fluida yang jauh lebih tinggi dari yang diantisipasi dan tidak dapat ditahan oleh lumpar bor (drilling mud) yang digunakan.

Kegagalan Casing/Semen: Pipa pelindung (casing) atau semen yang digunakan untuk menyegel lubang bor mungkin gagal menahan tekanan dari bawah.

Kesalahan Prosedur Pengeboran: Kesalahan dalam mengelola tekanan sumur, menarik mata bor terlalu cepat (swabbing), atau perencanaan yang kurang matang.

Celah Menuju Permukaan: Ketika tekanan di dalam sumur tidak terkontrol, gas, air, dan lumpur dari formasi dalam dapat naik melalui lubang bor dan bahkan merembes ke celah-celah di sekitar sumur hingga mencapai permukaan, menyebabkan semburan.

3. Gempa Bumi (Faktor Alami Pemicu)
Meskipun bukan penyebab langsung, gempa bumi dapat menjadi pemicu semburan gas dan lumpur.

Menciptakan Rekahan: Getaran gempa bumi dapat menciptakan rekahan baru atau memperluas rekahan yang sudah ada di lapisan batuan.

Mengubah Tekanan: Gempa juga bisa mengubah distribusi tekanan di bawah permukaan, sehingga tekanan fluida dan gas yang terperangkap di kedalaman dapat menemukan jalur keluar yang baru atau jalur yang sudah ada menjadi lebih lebar.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved