Dedi Mulyadi Tegaskan Lagi Alasan Larang Study Tour dan Perpisahan Sekolah, Ini Garis Besar Polemik
Dedi tengah merancang kebijakan sebagai solusi untuk menekan pengeluaran rutin orang tua berupa uang jajan sekolah anak.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali membeberkan alasan di balik kebijakan larangan study tour hingga perpisahan sekolah.
Dikatakan Dedi, alasan utama di balik kebijakan itu ialah beban ekonomi orang tua siswa.
Sebab, kata dia, tidak sedikit orang tua yang memaksakan diri hingga meminjam uang ke bank emok atau pinjaman ilegal.
"Sebenarnya itu strategi saya, untuk menekan agar masyarakat Jabar tidak lagi pinjam untuk atas nama sekolah," ujar Dedi dikutip Tribun Jabar, Kamis (24/7/2025).
Kini, Dedi tengah merancang kebijakan sebagai solusi untuk menekan pengeluaran rutin orang tua berupa uang jajan sekolah anak.
Baca juga: KRONOLOGI Dedi Mulyadi Larang Study Tour, Pemicunya Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana, 11 Tewas
Menurutnya, uang jajan anak keluarga kurang mampu saja bisa mencapai Rp15 ribu per hari.
Kondisi itu, jelas membebani orang tua.
"Nah, bagaimana uang jajan Rp15 ribu itu ditekan, dengan pola MBG (makan bergizi gratis) misalnya kan. Atau bawa bekal dari rumah, kalau MBG-nya belum kebagian. Sehingga uang jajannya diarahkan untuk ditabungkan," ucapnya.

Tabungan dari uang jajan siswa itu, kata dia, dapat digunakan untuk kepentingan lebih besar. Salah satunya, pembiayaan rumah untuk tempat tinggal mereka.
"Kalau anak-anaknya nanti sudah punya jiwa struggle, tidak usah jajan. Tetapi yang penting orangtuanya bisa cicil rumah. Nanti dalam waktu tidak terlalu lama, orang Jabar itu pada punya rumah," katanya.
Awal Mula Larangan Study Tour
Larangan study tour itu bermula dari beberapa insiden tragis yang melibatkan rombongan study tour atau perpisahan sekolah.
Puncaknya adalah musibah kecelakaan maut bus rombongan sekolah SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat di Ciater, Subang, 11 Mei 2024.
Berita kecelakaan maut di Ciater bisa dibaca di artikel ini.
Dalam musibah kecelakaan maut itu, sebanyak 11 orang tewas.
Dari 11 korban tewas itu, 9 di antaranya adalah siswa, 1 guru dan 1 warga.

Insiden tersebut langsung memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
Berikut adalah garis besar polemik pelarangan study tour:
Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana (Mei 2024):
Ini adalah titik balik utama. Kecelakaan maut ini diakibatkan bus mengalami rem blong yang membuka mata banyak pihak tentang risiko keselamatan dalam perjalanan study tour.
Yang paling menjadi sorotan adalah kelaikan kendaraan bus pariwisata.
Evaluasi Menyeluruh oleh Pemerintah Daerah:
Pasca-kecelakaan, banyak pemerintah provinsi dan kabupaten/kota langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan study tour dan perpisahan sekolah.
Mereka mulai menyoroti aspek keselamatan, perizinan, hingga beban biaya bagi orang tua.
Surat Edaran Pelarangan/Pembatasan:
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu yang paling tegas.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 64/NK.03/DIKDISDIK tentang Study Tour Satuan Pendidikan.
SE ini pada intinya melarang kegiatan study tour ke luar kota dan merekomendasikan agar dilakukan di dalam kota atau kabupaten saja, dengan alasan keamanan dan efisiensi biaya.
Langkah ini kemudian diikuti oleh beberapa daerah lain, dan bahkan ada yang mengeluarkan larangan total untuk sementara waktu.
Pro dan Kontra
Orangtua: Banyak orang tua menyambut baik larangan ini karena merasa terbebani secara finansial dan khawatir akan keselamatan anak-anak mereka.
Seperti yang disebutkan oleh Sekda Jabar Herman Suryatman, banyak orang tua yang sampai meminjam uang dari pinjol ilegal demi biaya study tour.
Sektor Pariwisata: Pelaku usaha pariwisata (agen travel, PO bus, hotel, dll.) tentu merasa dirugikan dengan adanya larangan ini, karena study tour merupakan salah satu pasar utama mereka. Mereka menyampaikan aspirasi agar kebijakan ini ditinjau ulang atau dicarikan solusi.
Tujuan Study Tour:
Tujuan study tour dipertanyakan oleh Dedi Mulyadi, apakah hanya piknik atau memang study tour atau belajar sambil rekreasi.
Study tour dinilai sudah bergeser menjadi ajang piknik yang membebani orangtua murid.(*)
NASIB Proyel Tol Getaci yang Akan Hubungkan Bandung dengan Cilacap di Jawa Tengah, Beroperasi 2029 |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Diberitakan Korupsi dengan Menteri PKP, Gubernur Jabar Sentil Pembuat Konten |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Gratiskan Iuran BJPS Ketenagakerjaan Pekerja Informal, Perisai Merasa Terancam |
![]() |
---|
Gebrakan KDM dan Kemenkum Jabar: Bantuan Hukum Wajib Ada di Tiap Desa & Kelurahan Mulai 1 Oktober! |
![]() |
---|
Kanwil Kemenag Jabar Bertemu Gubernur, Bahas Rumah Ibadah hingga Budaya Lokal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.