Menag Ajak Tanamkan Kurikulum Cinta, Plt. Kakanwil Dorong ASN Harmonis dengan Alam

“Apa jadinya bangsa Indonesia kalau anak-anak kita diajarkan indoktrinasi perbedaan oleh

Istimewa
Menag Ajak Tanamkan Kurikulum Cinta, Plt. Kakanwil Dorong ASN Harmonis dengan Alam 

TRIBUNJABAR.ID - Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, mengajak para tokoh agama di Kabupaten Garut untuk menanamkan nilai-nilai kasih sayang melalui kurikulum cinta dalam pendidikan agama. Ajakan ini disampaikannya saat menghadiri silaturahmi bersama Tokoh Agama Garut, yang diselenggarakan di Aula Pondok Pesantren Al Musaddadiyah, Tarogong Kabupaten Garut  Rabu (16/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama mengingatkan bahwa pendidikan agama seharusnya menjadi jalan pembentuk kasih sayang dan perdamaian, bukan kebencian. Ia mengkritisi pendekatan pendidikan yang mengandung unsur indoktrinasi perbedaan dan menekankan perlunya nilai cinta sejati ditanamkan sejak dini.

“Apa jadinya bangsa Indonesia kalau anak-anak kita diajarkan indoktrinasi perbedaan oleh guru-guru agamanya? Maka dari itu, kita perlu mengajarkan cinta sejati agar Indonesia tetap utuh,” tegas Menag.

Ia menambahkan, jika ajaran Al-Qur’an dipadatkan menjadi satu inti, maka kata tersebut adalah cinta, sebagaimana tersirat dalam Bismillahirrahmanirrahim. Menurutnya, ar-Rahman dan ar-Rahim adalah esensi dari rahmat Ilahi yang harus menjadi jiwa setiap penganut agama.

“Kalau Al-Qur’an dipadatkan, maka esensinya adalah cinta. Maka kalau ada yang mengajarkan agama dengan kebencian, itu bukan ajaran agama,” lanjutnya.

Plt. Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Mohammad Ali Abdul Latief, M.Ag, yang turut mendampingi Menag dalam kegiatan ini, memperkuat pesan Menteri Agama dengan menegaskan pentingnya nilai-nilai ekotheologi dan kurikulum cinta bagi seluruh ASN Kementerian Agama di Jawa Barat.

Menurutnya, ASN Kemenag harus menjadi teladan dalam kepedulian lingkungan, perilaku bersih, serta tanggung jawab sosial di tempat kerja maupun kehidupan sehari-hari. Ia mengajak seluruh ASN di lingkungan Kemenag untuk mewujudkan gaya hidup kerja yang ramah lingkungan dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.

“Ekotheologi bukan hanya soal menanam pohon atau memilah sampah, tetapi menciptakan budaya kerja ASN yang harmonis dengan alam dan sesama manusia. Kita adalah panutan di tengah masyarakat,” jelasnya.

Ali juga menekankan bahwa kurikulum cinta adalah bagian penting dari tugas ASN Kemenag dalam menyebarkan semangat kasih sayang, toleransi, dan kemanusiaan di berbagai lini kehidupan, termasuk dalam keluarga, masyarakat, hingga di lingkungan kerja.

“Kita harus tanamkan nilai kasih sayang dan toleransi sejak dini. ASN Kemenag harus menjadi agen perdamaian dan keutuhan sosial,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa konsep ekotheologi dan kurikulum cinta harus terus diinternalisasi dalam setiap aktivitas keagamaan dan pelayanan publik, agar institusi Kementerian Agama benar-benar hadir sebagai pengayom masyarakat lintas iman dan budaya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved