Kasus Beras Oplosan, Prabowo Tegaskan Sudah Perintahkan Jaksa Agung untuk Mengusutnya

Presiden Prabowo Subianto mengungkap masih banyak permainan jagat dalam sektor pangan di Tanah Air.

Editor: Giri
YouTube resmi Kemdikdasmen
BERI SAMBUTAN - Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025). Prabowo sudah memerintahkan Jaksa Agung dan pihak kepolisian untuk menangani kasus beras oplosan. 

TRIBUNJABAR.COM, SOLO - Presiden Prabowo Subianto mengungkap masih banyak permainan jagat dalam sektor pangan di Tanah Air. Menurutnya, mafia pangan itu sangat merugikan rakyat dan negara.

"Masih banyak ada permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha-pengusaha yang menipu rakyat," kata Prabowo saat berpidato pada Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025) malam.

Prabowo menegaskan komitmennya memberantas mafia pangan terutama dalam kasus beras oplosan. 

Modusnya termasuk menjual beras biasa sebagai beras premium dengan harga tinggi. Bahkan, merek-merek besar melakukan praktik kotor ini. 

Praktik ini disebut sebagai bentuk subversi ekonomi karena merugikan rakyat kecil dan negara hingga Rp 100 triliun per tahun.

Prabowo menyebut, praktik curang dengan menjual beras biasa sebagai beras premium demi meraup untung lebih besar merupakan tindakan yang tak bisa ditoleransi. 

Belakangan terungkap ada 212 merek beras yang terbukti tidak memenuhi standar mutu, termasuki berat kemasan dan label.

Baca juga: Beras Oplosan Juga Belum Terdeteksi di Cirebon, Pedagang Bilang Masih Aman

Beras oplosan ditemukan beredar di minimarket dan pasar tradisional bahkan supermarket besar.

Prabowo menegaskan telah memerintahkan aparat penegak hukum, mulai dari Jaksa Agung hingga kepolisian, untuk menindak tegas pelaku tanpa pandang bulu.

“Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikin seenaknya. Ini pelanggaran. Ini saya telah minta Jaksa Agung dan polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu,” kata Prabowo.

Menurut laporan yang diterima Prabowo, kerugian negara akibat permainan kotor tersebut mencapai angka fantastis, yakni Rp 100 triliun setiap tahun. 

Ia bahkan menyebut praktik ini sebagai bentuk “subversi ekonomi” karena dampaknya yang langsung merugikan rakyat kecil.

“Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa. Menurut saya ini sudah termasuk subversi ekonomi, menikam rakyat,” katanya.

Baca juga: Farhan dan Bulog Pastikan Beras Oplosan Tak Beredar di Kota Bandung

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan optimismenya terhadap ketahanan pangan Indonesia yang saat ini menunjukkan hasil signifikan. 

Ia membeberkan cadangan beras pemerintah telah mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah, yakni 4,2 juta ton. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved