Lomba Lari Pocari Sweat Run di Bandung Dikritik, DPRD: Siapa yang Menikmati, Siapa yang jadi Korban

Andri Rusmana mengkritik lomba lari Pocari Sweat Run Indonesia 2025 karena telah menyebabkan kemacetan hingga berujung dikeluhkan warga.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
dok Diskominfo Kota Bandung
BIKIN MACET - Lomba lari Pocari Sweat Run, Minggu (20/7/2025). Event ini dikeluhkan warga karena bikin macet. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana mengkritik lomba lari Pocari Sweat Run Indonesia 2025 karena telah menyebabkan kemacetan hingga berujung dikeluhkan warga.

Kemacetan tersebut dari mulai pada pukul 04.40 WIB di beberapa titik terutama di Cicadas, Kiaracondong, Viaduct, dan sekitar Gedung Pakuan karena saat lomba itu sebagian bahu jalan dipakai pelari dan ada juga jalan yang ditutup.

Andri mengatakan, kurangnya sosialisasi, pengumuman terhadap event ini, dan keterlibatan warga dalam acara lomba lari itu menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan hingga akhirnya muncul keluhan tersebut.

Anggota DPRD Kota Bandung Andri Rusmana
Anggota DPRD Kota Bandung Andri Rusmana (istimewa)

"Jangan sampai warga sekitar itu hanya jadi penonton, tetapi harus dilibatkan dalam penyelenggaraannya, sehingga manfaat benar-benar dirasakan oleh warga sekitar," ujarnya saat dihubungi, Minggu (20/7/2025).

Selain mempekerjakan warga pada event tersebut, kata dia, ada baiknya memberikan bantuan sembako terhadap warga tidak mampu di sekitar acara walaupun itu hanya sedikit.

Baca juga: Sebabkan Macet di 4 Titik, Rute Lomba Lari di Bandung Bakal Diubah

"Syukur-syukur bisa banyak, dan adanya kompensasi terhadap warga sekitar yang berprofesi sebagai ojol, seperti beri bantuan uang agar tidak ngojol saat acara, jadi bisa istirahat di rumah," kata Andri.

Di sisi lain, dia mengakui bahwa event tersebut tentu berdampak baik bagi sektor perekonomian di Kota Bandung karena hotel menjadi penuh, restoran dan cafe menjadi ramai oleh pengunjung.

"Betul ekonomi bertambah, hotel penuh, kuliner laku, dan lain-lain, tetapi apakah seimbang dengan uang yang telah didapatkan oleh penyelenggara dari event ini?siapa yang menikmati, dan siapa yang menjadi korban," ujarnya.

Menurutnya, terkait hal tersebut harus benar-benar dihitung secara cermat agar Kota Bandung tidak hanya mendapatkan dampak negatif saja seperti kemacetan yang merugikan warga.

"Jadi bagaimana uang yang didapat oleh penyelenggara itu harus sesuai dengan apa yang dikeluarkan di Bandung. Jangan sampai uangnya dibawa lagi keluar Bandung, ya sama saja, hanya kerugian kemacetan yang kita terima akhirnya," kata Andri.

Atas hal tersebut, dia menilai event lomba lari di Kota Bandung tersebut ada plus minusnya, sehingga pihak panitia dan Pemkot Bandung seharusnya meminimalisir minusnya seperti adanya keluhan warga akibat terjebak macet di jalan.

"Hal ini harus menjadi bahan evaluasi dan perhatian semuanya agar event-event di Bandung dapat meminimalisir kerugian bagi warganya," ucapnya.

Sementara pantia lomba lari Pocari Sweat Run, Puspita Winawati mengatakan, pihaknya akan memperbaiki semua kekurangan dalam event tersebut, termasuk masalah kemacetan dan penanganan sampah sisa lari.

"Ini sesuatu yang memang harus kita improve, setiap (mengadakan event) kita mikir apa nih yang harus kita perbaiki lagi," kata Puspita.(*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved