7 Hal Wajib Diperhatikan Pemula saat Hendak Memulai Budidaya Udang di Tambak, Air Jadi Faktor Utama
Budidaya udang saat ini sedang berpotensi menjanjikan karena memiliki pasar dalam negeri maupun ekspor. Namun, potensi itu harus ditindaklanjuti d
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Budidaya udang saat ini sedang berpotensi menjanjikan karena memiliki pasar dalam negeri maupun ekspor. Namun, potensi itu harus ditindaklanjuti dengan kemampuan untuk menjawab tantangan teknis budidaya udang.
Tanpa persiapan matang dan pemahaman menyeluruh, bukan tidak mungkin usaha tambak udang justru mengalami kerugian. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan jika hendak memulai budidaya udang. Mulai dari kualitas air, pemilihan benur, aerasi hingga panen.
1. Tidak Melakukan Uji Kualitas Air
Air sangat menentukan dalam kunci sukses budidaya udang. Sekalipun memiliki benih unggul udang atau benur, tanpa kualitas air yang baik, tak akan menghasilkan panen yang baik.
Parameter seperti pH, suhu, salinitas, dan kadar amonia sangat mempengaruhi kelangsungan hidup udang. Untuk itu, perlu rutin mengukur dan analisa kualitas air menggunakan alat yang sesuai.
2. Aerasi yang Tidak Optimal
Aerasi adalah proses menambahkan udara atau oksigen ke dalam suatu cairan atau zat lain, seperti air atau tanah. Tujuannya untuk meningkatkan kadar oksigen, menghilangkan gas yang tidak diinginkan, atau memfasilitasi reaksi kimia.
Nah, dalam budidaya udang, udang membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup untuk bisa tumbuh dengan baik. Aerasi yang buruk akan menyebabkan oksigen terlarut rendah, mempercepat penumpukan sisa pakan, dan memicu kematian massal.
Baca juga: Melihat Nelayan Pantai Timur Pangandaran Panen Udang Rebon, Harga Jualnya Rp 10 Ribu Per Kilogram
3. Tidak Menggunakan Geomembrane
Kesalahan lain yang kerap dilakukan pemula adalah mengabaikan penggunaan geomembrane pada dasar tambak. Padahal, lapisan geomembrane berfungsi untuk mencegah pencemaran tanah dan menjaga kestabilan kualitas air.
Jadi, pastikan untuk memilih tempat beli kincir dan geomembrane tambak udang yang berkualitas, karena hal ini dapat memperpanjang umur tambak dan menurunkan risiko infeksi penyakit dari tanah.
4. Penebaran Benur Terlalu Padat
Menganggap semakin banyak benur berarti semakin besar potensi keuntungan adalah anggapan yang keliru. Penebaran benur secara berlebihan justru bisa memicu stres pada udang, meningkatkan risiko penyakit, dan membuat sistem aerasi tidak mampu bekerja maksimal.
Sebagai solusinya, sesuaikan kepadatan benur dengan kapasitas tambak dan kemampuan sistem pendukung yang dimiliki. Umumnya, tambak tradisional memelihara sekitar 20–40 ekor/m⊃2;, sedangkan sistem intensif bisa mencapai 100 ekor/m⊃2; tergantung perlengkapan pendukung yang digunakan.
5. Pemberian Pakan Tidak Terukur
Menanti Upaya Nyata Pemerintah Agar Indeks Kualitas Air DAS Citarum Mencapai 60 Poin |
![]() |
---|
Tangani Pencemaran, Indeks Kualitas Air DAS Citarum Ditargetkan Tembus 60 Poin Tahun 2025 |
![]() |
---|
Dompet Dhuafa Banten Kembangkan Budidaya Udang Vaname, Raup Cuan dan Majukan Petambak Tradisional |
![]() |
---|
Potensi Ekspor Masih Tinggi, SCI Minta Pemerintah Sederhanakan Izin Usaha Tambak udang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.