Ribuan Orang Datangi Lembur Pakuan Tiap Hari Demi Mengadu ke KDM: Dari Medan, Solo, Hingga Papua
Setiap hari, arus tamu tak pernah surut, mulai warga lokal hingga pendatang dari luar provinsi rela menempuh perjalanan jauh demi bertemu KDM.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak Dedi Mulyadi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, kediaman pribadinya di kawasan Lembur Pakuan, Subang, berubah dari sekadar rumah keluarga menjadi arena wisata sekaligus ruang pengaduan masyarakat.
Setiap hari, arus tamu tak pernah surut, mulai warga lokal hingga pendatang dari luar provinsi rela menempuh perjalanan jauh demi merasakan atmosfer unik di pekarangan sang gubernur.
Dedi sendiri menghitung, dalam sepekan jumlah pengunjung bisa menembus angka 50 ribu orang. Pergeseran fungsi rumah itu bukan hanya sebagai spot swafoto, melainkan turut menyimpan kisah haru pencari nasib yang membawa segudang harapan.
“Tetapi ke Lembur Pakuan ini banyak yang mengadu nasib. Bukan hanya dari Jawa Barat, barusan saja kan dari Solo. Ingin nitipin anaknya masuk ke barak,” ujarnya pada Jumat, 11 Juli 2025.
Fenomena pencari pertolongan kian terasa ketika ia bercerita tentang tamu dari Sumatra yang datang dengan cerita keliru menerima “hadiah” Rp50 juta, hingga warga yang tiba sambil menahan sakit.
“Ada yang kemarin dari Medan, di Medannya itu dia seolah‑olah mendapat hadiah dari Gubernur Rp50 juta. Terus kemudian ada dari Sumatera Barat datang sakit. Semuanya kami layani dengan baik, apalagi yang Jabar,” sambungnya.
Tidak sedikit pula yang datang hanya untuk menatap sang gubernur secara langsung. Namun Dedi mengakui, jadwal kepala daerah membuatnya mustahil menyapa setiap tamu secara pribadi. Meski begitu, ia memastikan sistem pelayanan di rumahnya tetap berjalan.
“Hari ini ada yang jalan dari Bandung ke Lembur Pakuan, ingin ketemu, kakinya bengkak, lagi dirawat dulu. Semua orang yang datang ke Lembur Pakuan siapa pun dengan tujuan apapun, pasti dilayani dengan baik, diberi makan, dan kita semampu kita berbagai problemnya pasti diselesaikan. Pasti diselesaikan, tidak ada yang tidak diselesaikan,” tuturnya menegaskan.

Untuk urusan hukum, Lembur Pakuan bahkan dilengkapi posko aduan yang dibekali tenaga pengacara. Laporan mulai dari dugaan pelecehan anak di bawah umur, perkara pidana, hingga sengketa lahan langsung diproses di lokasi.
“Dan di situ (Lembur Pakuan) kan ada kantor pengacara yang menangani. Jadi yang bermasalah hukum langsung ditangani oleh pengacara,” jelasnya.
Sikap terbuka itu nyata terlihat pada kebiasaannya menyediakan ratusan porsi makan setiap hari.
"Kita terbuka. Saya itu setiap hari menyiapkan makan 200 porsi untuk tamu yang datang dengan berbagai kepentingan. Di luar yang wisata ya," bebernya.
Bahkan bagi pendatang yang kehabisan ongkos, ia tidak segan menanggung biaya perjalanan pulang hingga akomodasi selama berada di Subang.
Kepedulian tersebut kembali ia pertegas. “(Yang mengadu nasib) Ya semampu kita pasti menangani. Yang anaknya butuh baju sekolah, yang anaknya butuh biaya nebus ijazah, pasti kita nanganin. Semuanya ditangani dengan baik."
"Kemarin sudah saya berangkatkan melalui pesawat Lion di Soekarno‑Hatta pulang ke Medan. Pesawatnya kita biayain, selama di sini nginep dua hari hotelnya kita bayarin, pulangnya kita bekelin, dan itu non APBD ya,” katanya sambil menegaskan seluruh dana berasal dari kantong pribadi.
Pengamat Respons SE Gubernur Dedi Mulyadi Soal Larangan Knalpot Tak Sesuai Spesifikasi |
![]() |
---|
Pedagang Bandung Respons Larangan Knalpot Brong: Kami Hanya Penuhi Permintaan Pasar |
![]() |
---|
Polrestabes Bandung Dukung Langkah Gubernur Dedi Mulyadi Larang Penjualan Knalpot Brong |
![]() |
---|
Rekam Jejak Asep Japar, Bupati Sukabumi Buat Dedi Mulyadi Geram, Sulit Dihubungi soal Jembatan Putus |
![]() |
---|
Resmi! Dedi Mulyadi Larang Penggunaan dan Penjualan Knalpot Brong di Seluruh Jawa Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.