“Tas Aneh dan Pakaian Warna-warni Dilarang!”: Kemendikdasmen Tegas Jaga Kenyamanan MPLS Ramah 2025
MPLS sebagai tahap awal yang amat krusial dalam membentuk karakter dan membantu peserta didik beradaptasi secara menyeluruh di lingkungan sekolah.
“Kami tidak membenarkan aktivitas yang tidak relevan dan justru membuat peserta didik tidak nyaman. Misalnya, penggunaan tas aneh, pakaian warna-warni yang berbeda antara kanan dan kiri, atau simbolisasi yang tidak bersifat edukatif, semua itu dilarang,” tegasnya.
Salah satu pertanyaan yang kerap mencuat adalah mengenai makna dari istilah “Ramah” dalam MPLS Ramah. Rusprita pun meluruskan bahwa kata tersebut tidak dimaksudkan sebagai singkatan, melainkan digunakan dalam pengertian sesungguhnya.
“Ini bukan sekadar program, tapi pendekatan yang menyentuh hati dan membangun hubungan positif sejak hari pertama,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa peran guru sangat vital dalam menjalankan MPLS Ramah. Guru berperan sebagai arsitek dan pelaksana utama kegiatan ini. Ketika tenaga pendidik terbatas, siswa dari unsur OSIS maupun MPK boleh dilibatkan untuk membantu, namun peran mereka terbatas sebagai pendamping.
“Semuanya tetap di bawah pengawasan guru,” jelas Rusprita.
Keterlibatan orang tua pun menjadi elemen penting dalam keberhasilan MPLS Ramah. Rusprita menekankan bahwa dukungan emosional dari orang tua di hari-hari awal sekolah sangat memengaruhi rasa percaya diri anak.
“Mengantarkan anak di hari pertama sekolah adalah bentuk dukungan konkret. Tapi lebih dari itu, orang tua perlu memberi semangat, membangun rasa percaya diri anak, dan membantu mereka menghadapi lingkungan baru dengan tenang,” ucapnya.
Menutup diskusi, Rusprita mengutarakan harapannya agar semua pihak bersatu padu mendukung pelaksanaan MPLS Ramah secara konsisten dan menyeluruh di seluruh Indonesia.
“MPLS Ramah adalah langkah awal menuju ekosistem pendidikan yang memuliakan murid, menumbuhkan karakter, dan menciptakan ruang aman bagi pertumbuhan anak-anak Indonesia,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi antar pilar pendidikan adalah kunci keberhasilan program ini. “Kami percaya, kolaborasi catur pusat pendidikan, keluarga, sekolah, masyarakat, dan media adalah kunci untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu untuk semua,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang berorientasi pada kenyamanan, nilai karakter, dan keterlibatan aktif seluruh pihak, MPLS Ramah tahun ajaran 2025/2026 diharapkan menjadi titik tolak terbentuknya budaya sekolah yang sehat, suportif, dan membahagiakan bagi seluruh peserta didik di seluruh pelosok negeri.
Telkom Dukung Pembelajaran Coding dan AI di Sekolah Berbagai Daerah |
![]() |
---|
5 Contoh Susunan Acara Peringatan Maulid Nabi 2025 untuk MC di RT/RW, Masjid, Sekolah hingga Majelis |
![]() |
---|
Terjadi Lagi, Kasus SD di Tangerang Diduga Pungli Seragam Sekolah Rp1,2 Juta Wajib Dibeli Orang Tua |
![]() |
---|
40 Persen Bangunan Sekolah di Sumedang Rusak, Perbaikan Butuh Dana Rp 320 Miliar |
![]() |
---|
Kadisdik Jabar Minta Kabid Pantau Pembangunan Ruang Kelas hingga Sekolah Baru Agar Cepat Selesai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.