Respons Sopir dan Warga Bandung Soal Angkot Pintar Berlangganan Rp 100 Ribu
Dengan angkot pintar yang dilengkapi layar digital, Wi-Fi, dan sistem navigasi berbasis SIM card, nantinya penumpang cukup membuka aplikasi.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah sopir angkot dan warga Kota Bandung menanggapi rencana dari Pemerintah Kota Bandung yang bakal menyediakan angkutan kota (angkot) pintar berbasis aplikasi pada tahun 2026.
Seperti diketahui, dengan angkot pintar yang dilengkapi layar digital, Wi-Fi, dan sistem navigasi berbasis SIM card tersebut, nantinya penumpang cukup membuka aplikasi lalu memilih halte atau titik jemput terdekat.
Namun nantinya penumpang harus berlangganan Rp100 per bulan dan bisa menggunakan angkot berkali-kali. Saat ini konsep operasional angkot pintar tersebut sudah mulai dirancang oleh Pemerintah Kota Bandung.
"Setuju saja kalau itu bisa menguntungkan kita, karena saat ini penumpang angkot sudah mulai berkurang," ujar Dedi (56) seorang sopir angkot saat ditemui di Terminal Cicaheum, Rabu (25/6/2025).
Hanya saja, dia meminta agar program tersebut jangan sampai mempersulit penumpang untuk naik angkot, sehingga segalanya harus dipermudah karena warga yang menggunakan angkot ini dari semua kalangan.
"Untuk yang muda okelah ngerti aplikasi, nah yang tua bagaimana? Termasuk sopir juga ada yang tua, jadi jangan sampai penggunaannya ribet," katanya.
Ia mengatakan, program ini jangan sampai menyebabkan pendapatan sopir angkot semakin menurun. Sebab, saat ini juga sudah tidak sebanyak dulu akibat banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Pendapatan sekarang tidak menentu, Rp 200 ribu juga gak dapat. Kalau berlangganan dan pemintanya banyak mungkin kondisi kita akan lebih baik," ucap Dedi.
Sopir angkot yang lain, Uyun (48) mengatakan, tidak bisa berkomentar banyak karena belum mengetahui konsep angkot pintar tersebut, namun dia juga setuju jika program itu dilakukan untuk memperbaiki kondisi transportasi di Kota Bandung.
"Saya harus tahu dulu konsepnya bagaimana, kalau itu memang mudah diterapkan ya setuju-setuju saja dan yang paling penting harus memperhatikan kondisi kita," katanya.
Warga Cicaheum, Andri Yulianto (50) mempertanyakan konsep berlangganan pada angkot pintar tersebut karena dengan biaya Rp 100 ribu per bulan tidak akan semua warga siap membayar apalagi bagi yang jarang naik angkot.
"Seperti saya naik angkot ke Ledeng paling sebulan cuma 2 kali, itu saja kalau ada acara keluarga. Kalau gitu mahal kehitung Rp 50 ribu satu kali naik angkot, jadinya ya mahal," ujar Andri.
Sedangkan saat ini, kata dia, untuk naik angkot ke Ledeng dari Cicaheum cukup membayar Rp 15 ribu, sehingga dia meminta pemerintah untuk memperjelas terkait konsep berlangganan pada angkot pintar ini.
"Kalau yang punya gaji tetap mungkin terjangkau ya, nah yang gak punya pasti berat, saya juga mikir-mikir lagi," katanya.
Sementara warga Buah Batu, Doni (25) mengatakan, lebih memilih tetap menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi bekerja, ketimbang harus naik angkot meskipun konsepnya sangat cocok untuk anak muda.
"Lebih simpel pakai motor, tapi kalau memang bakal ada rencana dengan konsep angkot pintar dengan berbagai macam fasilitas boleh lah coba sekali-kali," ujar Doni.
GIIAS Bandung 2025, Perkuat Posisi Strategis Jabar dalam Industri Otomotif Nasional |
![]() |
---|
Jadwal BTS Movie Weeks di Bioskop Kota Bandung, Ada 4 Film Konser, Harga Tiket Mulai Rp200 Ribu |
![]() |
---|
Silaturahmi Universitas Widyatama dan Tribun Jabar, Rektor Ceritakan Kampus Berdampak dan Media |
![]() |
---|
Sampah Menggunung di Babakan Cianjur Kota Bandung, Masyarakat Mulai Alami Gangguan Kesehatan |
![]() |
---|
Okupansi Hotel di Pusat Kota Bandung Lebih Tinggi dari Rata-rata Seluruh Jabar, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.