Seberapa Penting Selat Hormuz sampai AS Ngemis ke China, Minta Iran Tak Tutup

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio telah meminta Cina untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz

|
Editor: Ravianto
wikipedia commons
JALUR UTAMA - Selat Hormuz dalam peta.Sekitar 20 persen distribusi minyak dunia harus melalui selat ini sehingga menjadi jalur utama perdagangan. 

TRIBUNJABAR.ID, TEHERAN - Parlemen Iran telah menyetujui langkah strategis untuk menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama di Iran.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk eskalasi serius yang dapat mengguncang stabilitas pasokan energi global.

“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” kata Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, seperti dilaporkan stasiun televisi milik pemerintah, Press TV, dilansir dari Anadolu (23/6/2025).

Parlemen Iran dengan suara bulat menyetujui usulan dramatis untuk menutup Selat Hormuz.

Aksi penutupan dilakukan sebagai pembalasan langsung atas serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan

Seberapa Penting Selat Hormuz

Lalu, seberapa penting Selat Hormuz bagi Iran dan juga dunia?

Secara geografi, Selat Hormuz merupakan muara dari Persian Gulf Sea, sebuah perairan tertutup yang dikelilingi oleh negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, UEA, Bahrain, dan Irak.

Iran menempati pantai utaranya, berbatasan dengan Oman dan Uni Emirat Arab di selatan.

Selat ini merupakan satu-satunya jalur masuk laut ke Teluk Persia. 

Selat Hormuz adalah perairan sempit dan titik transit minyak terpenting di dunia. 

Jalur ini menjadi rute pengiriman minyak dan gas paling penting di dunia.

Tiap bulan, sekitar 3 ribu kapal pengangkut minyak dan gas melintasi Selat Hormuz.

Dengan kata lain, seperlima distribusi minyak dunia harus melewati selat tersebut.

AS Minta China Cegah

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio telah meminta Cina untuk mencegah Iran menutup Selat Hormuz, yang merupakan salah satu rute pelayaran terpenting di dunia.

Hal ini disampaikan Marco Rubio dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Minggu waktu setempat, setelah adanya siaran televisi pemerintah Iran yang melaporkan bahwa parlemen Iran telah menyetujui rencana untuk menutup Selat Hormuz.

Namun demikian, keputusan akhir penutupan Selat Hormuz menjadi kewenangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

"Saya mendorong pemerintah Cina di Beijing untuk menghubungi mereka (Iran) mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka," kata Marco Rubio, dilansir dari BBC, Senin (23/6/2025).

Sekitar 20 persen pasokan minyak dunia harus melewati Selat Hormuz, dengan produsen minyak dan gas utama di Timur Tengah menggunakan jalur air tersebut untuk mengangkut energi dari wilayah tersebut.

Ia mengatakan, 20 persen pasokan minyak dunia harus melalui Selat Hormuz.

Di sisi lain, gangguan apa pun terhadap pasokan minyak akan berdampak besar pada perekonomian.

Khususnya China yang merupakan pembeli minyak Iran terbesar di dunia dan memiliki hubungan dekat dengan Teheran.

"Jika mereka (menutup Selat)... itu akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi mereka. Dan kita masih memiliki pilihan untuk mengatasinya, tetapi negara-negara lain juga harus mempertimbangkannya. Itu akan merugikan ekonomi negara-negara lain jauh lebih parah daripada ekonomi kita," ucap Marco Rubio.

Sebelumnya, Parlemen Iran dilaporkan telah menyetujui penutupan jalur pelayaran penting Selat Hormuz, setelah AS menyerang tiga lokasi nuklirnya pada akhir pekan.

Penutupan itu juga bermaksud sebagai salah satu opsi aksi balasan Iran atas serangan AS.

Namun, keputusan tersebut masih menunggu persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Republik Islam dan Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Seperti diketahui, apa yang dikhawatirkan Dunia akhirnya kejadian. Amerika Serikat menyerang Iran.

Informasi itu disampaikan langsung oleh pemimpin Negeri Paman Sam, Donald Trump.

Potensi konflik Israel dan Iran kemungkinan akan membesar. 

Pada Sabtu (21/6/2025), Presiden AS Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat telah menyelesaikan “serangan yang sangat berhasil” terhadap situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Trump mengatakan semua pesawat kini telah berada di luar wilayah udara Iran.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat kini dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada para Pejuang Amerika yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang bisa melakukan ini. SEKARANG ADALAH WAKTUNYA UNTUK DAMAI! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap hal ini,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.(*)

Ibriza Fasti Ifhami/Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved