Jumlah Kantor Bank Terus Berkurang, Keamanan Siber Jadi Prioritas di Era Digital

Tren masyarakat yang kian beralih dari layanan konvensional ke digital, mendorong penguatan sistem keamanan di industri perbankan menjadi prioritas ut

Penulis: Nappisah | Editor: Januar Pribadi Hamel
DOK Pribadi Beny Setiawan
Vice President Bank Mandiri Region VI/Jawa 1, Beny Setiawan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG — Tren masyarakat yang kian beralih dari layanan konvensional ke digital, mendorong penguatan sistem keamanan di industri perbankan menjadi prioritas utama.

Vice President Bank Mandiri Region VI/Jawa 1, Beny Setiawan, mengatakan bahwa perubahan ini merupakan bagian dari dinamika zaman. 

“Kita dulu tidak pernah menyangka akan ada branchless banking. Sekarang, nasabah bahkan merasa tidak perlu datang ke cabang lagi,” ujarnya, saat berbincang dengan Tribunjabar.id, Senin (23/6/2025).

Sebagau informasi, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank di seluruh Indonesia memang terus mengalami penurunan dalam setahun terakhir. 

Pada Maret 2024, total kantor bank tercatat sebanyak 24.243 unit. Setahun kemudian, pada Maret 2025, jumlah tersebut susut menjadi 23.734 unit. Artinya, dalam kurun satu tahun, jumlah kantor bank telah berkurang sebanyak 509 unit.

Menurut Beny, keberadaan kantor cabang perlahan mulai kehilangan relevansi karena pola transaksi nasabah sudah bergeser ke digital.

“Kalau dilihat dari sisi efisiensi, mempertahankan cabang fisik itu memang harus mempertimbangkan biaya operasional seperti listrik, sewa, hingga gaji pegawai," imbuhnya. 

Dia menuturkan, fungsi cabang sekarang itu bisa dibilang sudah tergerus. Yang tersisa hanya bentuk representasi kelembagaan di wilayah tertentu. Selebihnya, layanan sudah bisa dilakukan secara penuh lewat perangkat digital. 

Sebagai pengganti, Bank Mandiri memperluas layanan digital melalui berbagai sarana seperti ATM, Cash Service Machine (CSM), hingga fasilitas setor tunai otomatis.

 “Semua sudah bisa dilakukan tanpa harus datang ke cabang. Bahkan untuk kredit, dulu harus datang, sekarang cukup lewat aplikasi,” jelasnya.

Namun, Beny menegaskan bahwa perubahan ini bukan tanpa konsekuensi. Di tengah kemudahan digital, potensi kejahatan siber juga meningkat. 

“Semakin digital, maka semakin penting pula aspek keamanannya. Itu sebabnya kami terus memperkuat sistem cyber security,” tuturnya.

Penguatan ini dilakukan menyeluruh, dari sisi sistem internal hingga pengamanan transaksi nasabah. 

“Kalau dulu kita bicara soal keamanan itu ya hanya fisik, sekarang semua bergeser ke digital. Peretas, hingga phishing itu semua tantangan nyata,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved