Kisah Perjuangan Nurul Khaerulnisa, Talenta Muda Cianjur di D Academy 7: Doa Ayah dari Bengkel Motor

Suara merdu dan aksi panggung Nurul tidak hanya mengantarkannya ke babak final audisi, tetapi juga memukau para juri ternama di D Academy 7.

|
dokumen pribadi
FOTO BERSAMA KELUARGA - Nurul Khaerulnisa asal Cianjur yang bersinar di D Academy 7. 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Melalui penampilan yang memukau, Nurul Khaerulnisa berhasil mencuri perhatian juri dan penonton D Academy 7 Indosiar. Membawakan lagu berjudul Iming-Iming, gadis asal Kabupaten Cianjur ini sukses melangkah ke babak berikutnya dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Suara merdu dan aksi panggung Nurul tidak hanya mengantarkannya ke babak final audisi, tetapi juga memukau para juri ternama seperti Soimah, Dewi Persik, dan Wika Salim. Penampilan tersebut berlangsung pada Jumat, 20 Juni 2025, dan menjadi momen tak terlupakan bagi Nurul dan pendukungnya.

Sebagai siswa kelas 9 di SMPN 1 Cianjur, Nurul menjadi kebanggaan besar bagi keluarga, teman-temannya, dan masyarakat Kabupaten Cianjur.

Namun, di balik gemerlap panggung, perjuangan Nurul tidaklah mudah. Anak pertama dari pasangan Rudi Nurzaman (38) dan Melani Prastyowati (40) ini harus melalui proses panjang, kerja keras, serta pengorbanan untuk mencapai posisinya saat ini.

Lahir pada 20 Agustus 2010 di Cianjur, Nurul tumbuh dalam keluarga sederhana. Sang ayah, Rudi, mengelola bengkel motor, sementara ibunya, Melani, adalah seorang ibu rumah tangga. Dalam keseharian, kedua orangtuanya selalu menanamkan nilai-nilai disiplin pada Nurul, yang kini menjadi modal penting dalam perjalanannya di dunia tarik suara.

"Untuk sampai di tahap ini, Nurul sebelumnya mengikuti audisi di Cianjur. Alhamdulillah lolos dan kemudian melanjutkan seleksi di Jakarta," ujar Rudi ketika ditemui di bengkelnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.

Namun, perjalanan Nurul tidak selalu mulus. Pada seleksi awal di Jakarta, ia dinyatakan gagal dan harus pulang ke Cianjur.

Meskipun kecewa, Nurul menerima hasil tersebut dengan lapang dada. Tak disangka, beberapa hari kemudian, kabar baik datang. Panitia menghubungi keluarganya dan menyatakan Nurul lolos untuk tahap seleksi selanjutnya.

"Awalnya kami pasrah, mungkin belum rezeki Nurul. Tapi ternyata Allah memberikan kejutan, dan dia diberi kesempatan lagi," tutur Rudi.

Setelah dinyatakan lolos, dukungan pun mengalir deras. Mulai dari teman-teman sekolah, guru, tetangga, hingga Pemerintah Kabupaten Cianjur ikut memberikan semangat kepada Nurul. Rudi mengungkapkan rasa bangganya terhadap pencapaian putrinya.

"Saya sangat bangga. Apa yang didapatkan Nurul adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Dia juga sudah punya banyak pengalaman dari berbagai perlombaan sebelumnya," jelasnya.

Perjalanan Nurul di kompetisi ini tidak terlepas dari latihan yang intensif dan disiplin tinggi. Hal ini pun terus ia pertahankan demi mencapai babak final nanti. Rudi kerap berpesan agar Nurul tetap fokus dan tidak lalai. "Saya selalu ingatkan untuk disiplin. Kalau sama ibunya, biasanya lebih sering dinasihati," katanya sembari tersenyum.

Selain memiliki bakat menyanyi, Nurul ternyata juga terampil dalam seni tradisional. Ia pandai menari jaipong, ngawih, hingga bermain kecapi. Kemampuan ini, menurut sang ayah, merupakan warisan dari kakeknya yang juga aktif dalam kesenian.

"Nurul sejak Taman Kanak-Kanak sudah mulai belajar menari. Kemudian saat di Sekolah Dasar, ia mulai serius menyanyi dan mengikuti berbagai perlombaan di tingkat kota," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved