Ombudsman Cium Kecurangan SPMB Jawa Barat: Ditemukan Jarak Domisili Beberapa Calon Murid Sama Persis

Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat menemukan indikasi kecurangan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jawa Barat 2025

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Januar Pribadi Hamel
spmb.jabarprov.go.id
SPMB JABAR 2025 - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) memulai seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tingkat SMA, SMK, dan SLB. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat menemukan indikasi kecurangan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jawa Barat 2025

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat, Dan Satriana, mengatakan, indikasi tersebut berdasarkan hasil pemantauan dan pemeriksaan lapangan selama masa pendaftaran SPMB tahap pertama.

Menurut dia, salah satunya ialah mengenai temuan sejumlah calon murid pada seluruh jalur pendaftaran yang tercatat berdomisili dalam jarak cukup dekat dengan sekolah tujuan.

"Kami juga menemukan jarak domisili beberapa calon murid baru yang sama persis, dan alamat yang digunakan untuk mendaftar bukan merupakan rumah tempat tinggal," kata Dan Satriana dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/6/2025).

Ia mengatakan, temuan lainnya mengenai jarak atau koordinat yang tidak sesuai alamat calon murid baru, serta nomor rumah tidak ditemukan di jalan yang tercatat sebagai alamat saat mendaftar SPMB.

Selain itu, selama pelaksanaan SPMB tahap satu Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat juga menerima laporan dan memantau keluhan masyarakat di saluran pengaduan SPMB yang dikelola Pemprov Jawa Barat.

Pihaknya mengakui, sebagian besar laporan dan keluhan pada tahap satu masih seputar kendala teknis pendaftaran seperti server down, dan informasi calon siswa baru belum ditampilkan pada laman resmi SPMB hingga hari ketiga pendaftaran.

Baca juga: Cara Daftar Ulang Online dan Offline SPMB Jabar 2025 ke SMA/SMK, Lengkap Dokumen Persyaratan

"Termasuk informasi hasil verifikasi yang belum diumumkan sampai hari terakhir pendaftaran, dan calon siswa baru yang kesulitan memasukkan data pendaftaran serta keterangan bagi yang tidak tinggal bersama orang tua," ujar Dan Satriana.

Ia menyampaikan, dalam pemantauan jajarannya panitia SPMB di sekolah juga membantu pendaftar yang menghadapi kendala teknis sambil menunggu proses perbaikan bertahap oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat

Namun, upaya tersebut pada akhirnya menyebabkan penumpukan calon murid baru yang tidak bisa mendaftar, dan operator sekolah terlambat untuk memverifikasi datanya.

Akibatnya, di hari terakhir masa sanggah pihak sekolah masih menerima pengaduan dan menyelesaikan verifikasi, karena belum semua calon murid baru diumumkan di laman resmi SPMB Jawa Barat

"Kami juga memantau terhadap laman resmi SPMB Jawa Barat, dan turun ke lapangan secara acak, kemudian seluruh catatan hasil pemantauannya disampaikan ke Pemprov Jabar," kata Dan Satriana.

Pihaknya juga turut mengapresiasi komitmen Pemprov Jawa Barat yang menyalurkan langsung calon murid baru dari keluarga peserta Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) melalui sistem IT. 

Bahkan, penyaluran tersebut dilaksanakan sebelum SPMB tahap satu dibuka, sehingga calon murid baru yang mengundurkan diri dari penyaluran kemiskinan ekstrem tetap bisa mendaftar melalui jalur afirmasi KETM.  (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved