Mengenal Berkawan Sekebun, Toko Mungil Penuh Karya di Dalam Pasar Cihapit Kota Bandung

Pasar Cihapit menjadi salah satu destinasi yang dituju oleh wisatawan ketika datang ke Bandung.

Tribun Jabar/Putri Puspita
Pemilik Berkawan Sekebun, Dinda Anindita (40). 

Ia pernah terlibat dalam proyek zine bernama Patpat Dilipat Zindikat, dimana dari situlah muncul mimpi untuk membuat toko mungil yang menjadi tempat orang merasa nyaman membaca dan berkarya.

Nama “Berkawan Sekebun” mungkin terdengar seperti komunitas bercocok tanam atau toko bibit tanaman. 

Tapi siapa sangka, di balik nama itu tersembunyi sebuah gerakan kreatif, ruang literasi alternatif, dan semangat bertumbuh bersama lewat karya.

Proses pencarian nama dimulai ketika Dinda merasa perlu membangun ruang yang tak hanya menjual karya seni, tapi juga merangkul orang-orang di sekitarnya. 

“Saya ngobrol sama teman-teman di Bandung Zinefest, banyak juga yang bilang kalau di Bandung sekarang udah nggak ada lagi tempat kayak gini. Dulu sempat ada, tapi udah lama tutup,” ujarnya.

Sementara itu nama Berkawan Sekebun diambil dari band Efek Rumah Kaca dimana ada lagu mereka yang membahas tentang tema alam dan proses tumbuh dalam liriknya.

Bagi Dinda, berkawan di sini bukan hanya soal pertemanan biasa, tapi tentang pertemanan dalam proses berkarya. 

Tetapi ada rasa saling menyemangati, berbagi keresahan, tumbuh bersama, dan menjadikan toko ini sebagai “kebun bersama” tempat bibit-bibit kreativitas bisa tumbuh.

“Saya ingin merangkul teman-teman penulis dari berbagai latar belakang. Baik yang sudah lama menulis, ataupun yang baru mau mulai. Maka namanya berkawan aja deh, dari sudut pandang berkarya POV-nya berkarya,” tuturnya.

Di era serba digital, Dinda justru memilih membuka toko fisik. Menurutnya, pengalaman membaca dan berinteraksi secara langsung masih sangat dibutuhkan. 

Suasana Berkawan Sekebun yang ada di dalam Pasar Cihapit, Kota Bandung
BERKAWAN SEKEBUN - Suasana Berkawan Sekebun yang ada di dalam Pasar Cihapit, Kota Bandung, Jumat (13/6/2025).Tribun Jabar/Putri Puspita

“Zine bisa jadi titik temu antara dunia digital dan manual. Di era digital, kadang orang jenuh. Nah, zine hadir sebagai keseimbangan, bisa dibaca digital, tapi juga tetap menyajikan pengalaman fisik yang nyata dilihat, dipegang, dirasakan,” ujarnya.

Kehadiran toko fisik menjadi cara agar interaksi dengan karya lebih menyeluruh, serta menjawab kebutuhan akan ruang aman untuk menyuarakan perasaan.

Tak sekadar menjual zine, Berkawan Sekebun juga aktif menyelenggarakan berbagai program komunitas. 

Salah satunya adalah menggambar bersama anak-anak pedagang Pasar Cihapit

“Karya mereka dipamerkan, dan setiap penjualan zine mereka mendapatkan pembagian hasil. Anak-anak ini kemudian mulai menabung dari hasil karyanya,” jelas Dinda.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved