Anak Tantrum Saat Dilarang Main Gadget? Ini Saran dari Psikolog

Masalah kecanduan gadget bukan semata-mata soal anak, tapi soal pola yang dibentuk oleh lingkungan terdekat mereka, orang tua.

thinkstockphotos
ILUSTRASI ANAK MAIN GADGET - Fenomena anak-anak yang mengalami tantrum ketika gadgetnya diambil sudah menjadi pemandangan umum.  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Fenomena anak-anak yang mengalami tantrum ketika gadgetnya diambil sudah menjadi pemandangan umum. 

Namun menurut Psikolog dari Mayapada Hospital, Amanda Octacia, sebelum buru-buru menyalahkan anak atau teknologi, orang tua sebaiknya terlebih dulu bercermin pada kebiasaan mereka sendiri.

“Kalau anak-anak kita nggak main gadget, kira-kira mereka harus ngapain di rumah? Banyak aktivitas lain seperti baca buku, menggambar, mewarnai,” tutur Amanda, Rabu (11/6/2025).

Ia menegaskan, masalah kecanduan gadget bukan semata-mata soal anak, tapi soal pola yang dibentuk oleh lingkungan terdekat mereka, orang tua.

Amanda pun mengajak orang tua untuk menelusuri akar masalahnya. 

“Kita perlu trace back dulu ke belakang. Sebelum kita bicara anak saya kecanduan gadget, starting point-nya apa?” ujarnya. 

Ia mencontohkan kebiasaan yang sudah menjadi normal di banyak keluarga, seperti memberikan tablet atau ponsel agar anak tenang saat makan di restoran atau saat orang tua sibuk.

“Berapa banyak kalau kita lihat di food court, anak-anak bukan makan, tapi ditaruhin screen? Tujuannya supaya orang tua bisa makan dengan tenang. Jadi, kita sendiri yang memperkenalkan screen sebagai alat pengalih,” lanjutnya.

Lebih jauh, Amanda mengungkapkan bahwa pola ini seringkali terbentuk karena orang tua enggan terlibat dalam interaksi emosional dengan anak. 

“Kenapa kita lebih memilih menggantikan kehadiran kita dengan gadget? Karena kita sulit terkoneksi secara emosional. Padahal relasi emosional itu kebutuhan dasar anak,” ujarnya.

Amanda juga menyentil soal ironi orang tua yang mengeluhkan anaknya kecanduan gadget, padahal mereka sendiri juga tidak lepas dari ponsel. 

Menurut Amanda, yang dibutuhkan anak bukanlah larangan terhadap gadget, melainkan pengganti yang sehat berupa kehadiran orang tua yang utuh

"Dulu kita main ular tangga, monopoli, atau dibacakan cerita. Sekarang masih ada enggak orang tua yang bacain buku cerita? Rata-rata kita lebih pilih puterin video,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa relasi adalah kunci. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved