Bulog Indramayu Ikut Senang Petani Dapat Harga Layak pada Musim Panen Raya Tahun Ini

Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Sri Wahyuni, mengaku senang karena petani menjual gabah hasil panen raya dengan harga layak.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Handhika Rahman
NAIKKAN GABAH - Pekerja menaikkan gabah ke truk saat Bulog Indramayu saat melakukan penyerapan di Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Minggu (13/4/2025) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Sri Wahyuni, mengaku senang karena petani menjual gabah hasil panen raya dengan harga layak.

Terutama menjelang berakhirnya musim panen, harga gabah bahkan ada mencapai Rp 7 ribu per kilogram.

“Alhamdulillah semoga petani bisa lebih sejahtera,” ujar Wahyuni, Minggu (8/6/2025).

Pada awal musim panen raya, harga gabah petani memang dibanderol kecil oleh tengkulak. Harganya sekitar Rp 5.500 hingga Rp 5.800 per kilogram.

Bulog dan TNI berupaya maksimal melakukan edukasi. Para petani pun diminta untuk menjual gabah panennya kepada Bulog untuk mendapat harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Upaya tersebut berhasil. Hal ini terbukti dengan capaian serapan tinggi yang bisa dilakukan oleh Perum Bulog Cabang Indramayu.

Baca juga: Stok Beras Bulog Tembus 4 Juta Ton, Pengamat: Ini Rekor, tapi PR Berat Menanti

Serapan gabah kering panen (GKP) tercatat menembus angka 189.900 ton per 5 Juni 2025. Capaian ini pun menjadi yang tertinggi se-nasional.

Jika dilihat setara beras, Indramayu berada di urutan kedua dengan capaian sebesar 114.655 ton dengan persentase 102,18 persen dari target sebesar 107.204 ton setara beras. Capaian tersebut hanya berada di bawah capaian dari Perum Bulog Cabang Cirebon.

Kemudian menjelang akhir musim panen, harga pembelian dari tengkulak naik drastis. Mereka membeli panen petani hingga kisaran harga Rp 7 ribu per kilogram.

Wahyuni menyampaikan, karena tingginya harga beli oleh tengkulak membuat serapan dari Bulog menjadi berkurang.

Kendati demikian, pihaknya ikut senang karena petani bisa menjual hasil panennya dengan harga tinggi.

“Kita hanya bisa membeli di harga HPP yaitu Rp 6.500. Tapi kalau harga yang didapat petani lebih dari HPP, itu hak petani,” ujar dia.

Wahyuni mengatakan, selain melakukan penyerapan untuk cadangan beras nasional, Bulog juga punya fungsi utama untuk stabilitas harga.

Baca juga: Pengamat Ingatkan Risiko Mengerikan di Balik Stok Beras Jumbo Bulog 4 Juta Ton yang Catat Rekor

Termasuk menampung hasil panen petani yang tidak dilirik oleh tengkulak agar tetap bisa dapat harga yang layak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved