Berita Viral

Ratusan Siswa di SMAN 9 Tambun Selatan Demo Dugaan Pungli, Orangtua Bayar Rp500 Ribu untuk Fasilitas

Sebuah video aksi demo ratusan siswa SMAN 9 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, viral di media sosial, terkait dugaan pungutan liar (pungli)

Editor: Hilda Rubiah
Kompas.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
SISWA DEMO --- Ratusan siswa kelas X dan XI SMAN 9 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi menggelar aksi demo di halaman sekolah terkait dugaan pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah pada Selasa (3/6/2025).  

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video aksi demo ratusan siswa SMAN 9 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi kepada Kepala Sekolah (Kepsek), beredar viral di media sosial.

Menurut laporan, aksi demo para siswa itu dipicu dugaan pungutan liar (pungli) berkedok sumbangan untuk fasilitas sekolah.

Seperti pembangunan gedung sekolah hingga pembelian alat pendingin ruang musala.

Namun, para siswa kecewa lantaran pembangunan fasilitas sekolah tersebut nyatanya tak kunjung dibangun.

Para siswa curiga uang hasil pungli yang diminta pihak sekolah ke orang tua siswa-siswi sama sekali tidak dipergunakan untuk kebutuhan fasilitas sekolah seperti yang dijanjikan.

Baca juga: Dedi Mulyadi soal Penerapan Jam Masuk Sekolah 06.30 WIB untuk Siswa yang Rumahnya Jauh dari Sekolah

Tak ayal, hal tersebut membuat ratusan siswa kelas X dan XI SMAN 9 Tambun Selatan, pun geram dengan aksi pungli yang dilakukan pihak sekolah hingga meluapkan kekecewaanya itu dengan menggelar aksi demo di halaman sekolah mereka pada Selasa (3/6/2025).

"Katanya untuk gedung. Tapi sampai sekarang masih gini-gini aja. Orangtua saya sudah bayar setiap tahun Rp 500.000," kata seorang pelajar kelas XI berinisial RP di lokasi, Selasa, seperti dilansir Kompas.com. 

Menurut para murid, biaya pembangunan gedung tersebut disalurkan sekali dalam setahun dengan nominal tak dibatasi besarannya.

Sementara, untuk pengadaan alat pendingin ruangan musala, setiap kelas diminta menyumbang Rp 20.000 per hari.

Namun, hingga kini, fasilitas yang dijanjikan dari penarikan sumbangan itu disebut tak kunjung terealisasi.

Selain mempertanyakan kejelasan pembangunan gedung, pelajar juga meminta kejelasan mengenai fasilitas usaha kesehatan sekolah (UKS).

Fasilitas UKS di sekolah itu disebut hanya berupa meja tanpa kursi dan kasur.

Begitu juga dengan ketersediaan obat yang katanya sudah dua bulan tak disuplai pihak sekolah.

Menurut RP, para pengurus UKS bahkan terpaksa menggunakan uang pribadi untuk membeli obat apabila ada pelajar yang memerlukan perawatan.

Sementara, pembelian obat dari uang saku para pelajar tak diganti pihak sekolah. 

Halaman
123
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved