Vakum Lebih dari Satu Dekade, Pasar Seni ITB Akan Segera Hadir Tahun Ini
Setelah lebih dari satu dekade vakum, festival seni paling legendaris, Pasar Seni ITB siap kembali hadir tahun ini.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Setelah lebih dari satu dekade vakum, festival seni paling legendaris, Pasar Seni ITB siap kembali hadir tahun ini.
Sebagai pemanasan menuju gelaran puncak pada akhir 2025, Institut Teknologi Bandung menggelar pre-event bertajuk Sinestesia: Merayakan Kembali yang diadakan di galeri Soemardja ITB.
Mengusung tema “Merayakan Kembali”, Sinestesia bukan sekadar perayaan nostalgia, melainkan sebuah jembatan kreatif antara sejarah panjang Pasar Seni dan semangat artistik masa kini.
Di pameran ini, pengunjung bisa melihat bagaimana pameran arsip lima dekade Pasar Seni, dari era 1970 hingga 2010, lengkap dengan poster jadul, dokumentasi visual, hingga artefak yang menyimpan cerita zaman.
Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2025, Kayla Davina mengatakan Sinestesia menjadi jembatan menuju Pasar Seni 2025 dan menjadi sebuah awal yang penuh makna.
“Pasar Seni ITB baru kembali diadakan karena tertunda Covid dan 2025 menjadi momentum tepat karena sekarang jauh lebih kondusif dan masyarakat masih antusias,” kata Kayla saat jumpa pers di Galeri Soemardja ITB, Jalan Ganesa, Senin (2/6/2025).
Kayla mengatakan acara Pasar Seni ini mengangkat tema yang berbeda-beda. Sementara itu untuk tahun ini akan ada tema dari isu sosial yang relevan.
Kegiatan ini pun akan terbuka untuk umum dan gratis tanpa biaya masuk.
“Kami ingin memasyarakatkan seni karena sekarang kalau kita lihat mau masuk ke event-event itu harga tiket mahal. Di Pasar Seni nanti, kami akan bawakan seniman-seniman besar ke ITB tanpa biaya masuk,” ucapnya.
Pasar Seni ITB bukan hal baru bagi masyarakat Bandung. Sejak pertama kali digelar pada 1972, festival ini dikenal sebagai titik temu antara seniman, pedagang, dan penikmat seni dari berbagai kalangan.
Terinspirasi dari art fair di Amerika Serikat yang pernah diikuti seniman A.D. Pirous, Pasar Seni membawa karya seni dari balik tembok galeri ke tengah jalan mendekatkan seni kepada publik lewat stan-stan sederhana yang berjajar di sepanjang Jalan Ganesha.
Semangat tersebut terus hidup dalam setiap dekade penyelenggaraan.
Dari Pasar Seni 1974, 1992, 2010, hingga 2014, gelaran ini berkembang bukan hanya sebagai ajang jual beli, tapi juga sebagai ruang edukasi, pertunjukan, dan pameran yang egaliter.
Koordinator Mahasiswa Pasar Seni ITB, Hendhy Nasha mengatakan Pasar Seni kini bukan hanya milik FSRD, tetapi milik kita semua, mahasiswa, dosen, alumni, dan masyarakat.
SUSUNAN Pemain Persib Bandung Lawan Western Sydney, 2 Sosok Tampil Perdana di Depan Bobotoh |
![]() |
---|
RESMI, Persib Bandung Diperkuat 31 Pemain Musim Depan, Ada 12 Wajah Baru |
![]() |
---|
Terungkap Filosofi di Balik Tiga Jersey Persib Bandung yang Dipakai Mulai Malam Ini |
![]() |
---|
Penguatan Mental Warga Binaan, Lapas Jelekong Gelar Tablig Akbar Libatkan 519 Warga Binaan |
![]() |
---|
Siap-siap Bandung Macet Hari Minggu 3 Agustus 2025, Banyak Acara Musik, Cek Lokasinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.