Menikmati Serabi Hangat di Jembatan Cirahong Ciamis, Cita Rasa Tradisional yang Tak Tergantikan

Di antara deretan penjual serabi, Mamah Nuryamah (53), tampak sibuk menuang adonan di atas cetakan tanah liat yang panas. 

tribunpriangan.com / Ai Sani Nuraini
Serabi Bu Mamah di area Jembatan Ciarahong, Kabupaten Ciamis. 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Aroma Serabi yang dimasak menggunakan kayu bakar menyambut para pengunjung yang datang ke kawasan Jembatan Cirahong setiap akhir pekan. 

Di tengah udara pagi yang sejuk dan panorama alam yang memesona, serabi hangat menjadi sajian favorit warga untuk memulai hari.

Di antara deretan penjual serabi, Mamah Nuryamah (53), tampak sibuk menuang adonan di atas cetakan tanah liat yang panas. 

Sejak 2018, ia setia berjualan di dekat jembatan bersejarah yang menghubungkan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya ini.

“Dari dulu saya tetap pakai tungku kayu bakar. Rasanya lebih enak dan harum, beda kalau pakai kompor gas,” ujarnya sambil tersenyum, Sabtu (31/5/2025).

Menu yang ia tawarkan pun beragam, mulai dari serabi polos, serabi oncom, hingga favorit pengunjung yaitu serabi telur. 

Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp1.500 hingga Rp5.000 per buah.

Tak hanya menawarkan rasa tradisional, lokasi jualannya juga menyuguhkan pemandangan unik berupa perlintasan rel kereta api yang berdiri di atas jembatan tua dan suasana pedesaan yang asri.

Banyak pengunjung datang bukan sekadar untuk makan, tapi juga menikmati suasana, berolahraga, hingga berfoto.

“Kalau akhir pekan, rame terus dari pagi sampai sore. Saya buka dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore,” kata Nuryamah.

Setiap hari, ia bisa menghabiskan hingga 5 kilogram adonan Serabi.

Usahanya yang sederhana ini mampu membantu memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk biaya pendidikan anak-anaknya, salah satunya yang kini sedang menempuh pendidikan di pesantren.

Muhamad Iqbal, salah satu pengunjung, mengaku sengaja datang untuk mencicipi serabi tradisional tersebut.

“Rasanya beda, ada aroma kayu bakar yang bikin lebih nikmat. Tempatnya juga nyaman banget buat santai pagi,” tuturnya.

Di balik kepulan asap tungku dan bunyi riuh kendaraan yang melintasi jembatan, Jembatan Cirahong bukan hanya ikon sejarah, tapi juga surga kecil bagi pecinta kuliner tradisional khas Sunda tersebut. 

Antrean panjang tak menyurutkan niat para pengunjung untuk menikmati sajian serabi, dengan sabar mereka menunggu giliran dan memesan menu serabi yang diinginkan.

Saat serabi sedang dimasak, biasanya pengunjung memesan aneka gorengan lebih dulu untuk mengganjal perut sembari menunggu serabi selesai dibuat.(*)

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved