Dari Driver Ojol Jadi Pahlawan Jalanan di Bandung, Kisah Hasan Tambal Lubang Tanpa Bayaran
Sejak dua minggu terakhir, dirinya rutin menambal jalan berlubang menggunakan aspal. Bukan karena ditugaskan atau dibayar, ini merupakan inisiatif
Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat sebagian orang berlomba mencela kondisi jalan rusak di media sosial, Hasan Fiidel (24) memilih aksi nyata. Tak banyak bicara, seorang driver ojek online tersebut justru turun tangan sendiri.
Sejak dua minggu terakhir, dirinya rutin menambal jalan berlubang menggunakan aspal. Bukan karena ditugaskan atau dibayar, ini merupakan murni inisiatif pribadinya.
Hasan menceritakan, hal tersebut bermula ketika dirinya mendapatkan pengalaman pait dengan jalan yang berlubang. Dirinya yang merupakan ojek online, terjatuh dan membuat perlengkapan menjadi rusak.
Baca juga: Demo Besar-besaran Ojek Online, Ojol Cirebon Bikin Order Fiktif demi Paksa Driver Matikan Aplikasi
Di situlah Hasan, yang sudah muak dengan kondisi jalan berlubang, berpikir untuk segera menambalnya. Bukan karena ingin merebut "tugas" pemerintah, tetapi dirinya tidak ingin orang lain mengalami hal serupa dengannya.
"Waktu itu saya lagi narik (ngojek) dan saya pernah jatuh karena jalan berlubang. Sampai wakru itu, handphone saya LCD-nya rusak. Di situ saya berpikir, jangan sampai ada orang lagi yang jatuh karena jalan yang berlubang," ujarnya saat ditemui pada Kamis (22/5/2025).
Saat menjalankan aksinya, Hasan membagi waktunya antara mencari nafkah dengan memperbaiki jalan. Sejak tiga tahun lalu, profesi sebagai seorang driver ojek online telah menjadi sandaranan hidupnya.
Dari penghasilan yang tak selalu pasti, Hasan tetap menyisihkan sebagian kecil demi bisa menambal lubang-lubang di jalanan yang dilalui ribuan orang setiap harinya.
"Kalau modal, saya sisihkan dari hasil ngojek. Misalkan saya ngonten dari pagi sampai jam 10.00, beres itu jam 13.00. Selanjutnya, saya ngojek sampai malam, kadang dapet Rp 80 ribu bersih, nah pasti saya sisihkan buat beli cairan aspal," katanya.
Dari hasil kerja kerasnya selama dua minggu tersebut, Hasan mengaku sudah menambal sejumlah titik jalan berlubang di sekitar Kabupaten Bandung, mulai dari daerah Ciwidey, Katapang, hingga Soreang.
Sekilas, proses penambalan tersebut terlihat mudah, namun di balik setiap lubang yang ditutupnya cukup melelahkan. Untuk lubang kecil saja dirinya membutuhkan waktu 20 hingga 30 menit di lokasi.
"Kalau untuk pengerjaan di lapangan paling 20 menit sampai 30 menit, yang lama itu dari proses mencairkan aspalnya. Biasanya bisa sampai 2 atau 3 jam," ucapnya.
Di sisi lain, yang membuat kisah ini semakin luar biasa yaitu lantaran Hasan tidak punya latar belakang teknik sipil atau pengalaman di bidang konstruksi. Semua dirinya pelajari sendirk melalui layar smartphone.
Saat menyelami dunia peraspalan dari nol, Hasan belajar bahwa jenis-jenis material sangat berbeda-beda. Sehingga dirinya harus membedakan kebutuhan antara jalan desa, provinsi, dan nasional.
Baca juga: Tuntut Potongan Balik Lagi 10 Persen, Driver dan Ojek Online Karawang Matikan Aplikasi Besok
"Saya cari di internet, YouTube, Google dari AI, belajar selama dua hari. Terus waktu itu kepikiran untuk langsung praktik. Waktu itu enggak langsung ngonten, tapi percobaan dulu. Pas saya terjun ke lapangan, ternyata beda-beda, misalnya spek aspalnya," ujarnya.
Warga Sekitar Lembang Park Zoon Waswas Macan Tutul Kabur Belum Tertangkap, Takut Masuk Rumah |
![]() |
---|
Jeje Pamer Kinerja Jadi Bupati KBB, Ipar Raffi Ahmad Perbaiki Jalan Pelosok hingga Rela Kehujanan |
![]() |
---|
Pencarian Macan Tutul Lepas di Lembang Park Zoo, Petugas Temukan Jejak Kaki dan Tandanya |
![]() |
---|
Kronologi Macan Tutul Lepas dari Kandang di Lembang Park Zoo, Jebol Besi Penghalang hingga Atap |
![]() |
---|
Sosok Ahmad, Pedagang di Bandung Barat Viral Bagi-bagi Donat, Kini Ketiban Rezeki dari Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.