Perayaan Waisak Jadi Momen Suci untuk Menemukan Kedamaian Melalui Kebijaksanaan

“Karena kalau kemudian kita bicara salah dan benar itu nggak akan pernah selesai. Salah menurut saya, benar menurutmu. Nggak ada titik temunya kan? Makanya harus dengan bijaksana,” jelasnya.

Untuk menyambut Hari Waisak, umat Buddha juga melakukan berbagai kegiatan sosial dan spiritual. 

“Dalam menyambut Waisak tahun ini memang ada surat edaran dari Dirjen Bimas Buddha ya. Terkait dengan pelaksanaan Waisak,” kata dia.

Kegiatan yang dilakukan antara lain membersihkan rumah ibadah, donor darah, tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan, dan fang sheng, yaitu pelepasan makhluk hidup seperti burung atau ikan. 

“Fang sheng itu seperti melepaskan makhluk hidup ke alam bebas, melepaskan seperti burung, melepaskan ikan. Itu namanya fang sheng,” katanya.

Tahun ini juga ada kegiatan baru sebagai bagian dari program besar Kementerian Agama, yaitu eko-teologi. 

“Eko-teologi itu penanaman pohon. Kalau Pak Menteri menentukannya pohon matoa,” ucap Bodhi.

Bagi umat yang tidak dapat hadir ke Borobudur, perayaan Waisak tetap bisa dilakukan di wihara masing-masing, khususnya untuk mengikuti detik-detik Waisak. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI