Sempat Ramai Istilah FOMO, Kini Ada Fenomena FOPO yang Bisa Berdampak Pada Kesehatan Mental

Ketakutan terhadap pendapat orang lain ini tentunya bisa sangat mengganggu kehidupan jika muncul secara terus menerus.

Editor: Siti Fatimah
SHUTTERSTOCK / Africa studio
ILUSTRASI CEMAS - Apakah kamu sering merasa cemas akan pendapat orang lain? Bisa jadi kamu Fear of Other People’s Opinions atau FOPO. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebelumnya ramai istilah FOMO, yakni singkatan dari "Fear Of Missing Out". Ini adalah perasaan cemas atau takut akan ketinggalan sesuatu yang menarik atau menyenangkan yang sedang terjadi di sekitar kita, seperti acara sosial, tren terbaru, atau kesempatan lainnya. 

Nah saat ini ada juga istilah FOPO yang menurut ahli dapat mempengaruhi psikologis seseorang.

Yuk ketahui lebih lanjut tentang FOPO, sebagaimana dikutip Tribun Jabar dari laman resmi UGM.

Apakah kamu sering merasa cemas akan pendapat orang lain?

Baca juga: Viral, Aksi Penggemar Ikuti Pemain Timnas Indonesia karena FOMO, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Bisa jadi kamu mengalami FOPO atau Fear of Other People’s Opinions.

Ketakutan terhadap pendapat orang lain ini tentunya bisa sangat mengganggu kehidupan jika muncul secara terus menerus.

Psikolog UGM, T. Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., Psikolog, menjelaskan bahwa saat ini FOPO telah menjadi fenomena di masyarakat tanah air.

Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir fenomena ini menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat.

“Ditambah dengan penggunaan media sosial menjadi salah satu pemicu orang-orang mengalami FOPO. Melalui media sosial ini pendapat orang semakin terbuka, imagenya terbuka, meskipun ada beberapa orang yang memang selalu khawatir dengan pendapat orang sejak dulu,” tuturnya saat dihubungi Senin (15/5).

Novi mengatakan di Indonesia FOPO dibentuk oleh budaya dan pendidikan.

Budaya feodalisme dan konfromitas yang masih lekat di masyarakat berkontribusi kuat terhadap terbentuknya FOPO pada manusia-manusia Indonesia.

“Budaya feodal misalnya senior mengatur persepsi publik ini. Lalu, soal konfromitas, dari kecil anak-anak diajari punya pemikiran selalu sama, jika berbeda sedikit saja akan dibilang aneh karena sudah dibiasakan dengan keseragaman,” terangnya.

Dosen Fakultas Psikologi UGM ini menyebutkan karena pendidikan yang ada menyeragamkan semua individu, pada akhirnya menjadikan manusia-manusia Indonesia menjadi lebih mementingkan pendapat atau pikiran orang lain tentang dirinya dibandingkan pendapatnya sendiri akan dirinya.

Ditambah dengan keberadaan media sosial dimana image atau perspektif seseorang dibentuk oleh platrform ini.

Misalnya, banyak diskusi dan obrolan terkait parameter kesuksesan bagi anak muda. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved