Dukung Pendirian Provinsi Cirebon Raya, Eks Bupati Majalengka Sutrisno Ungkit Masalah Ketimpangan
Sutrisno optimistis, Provinsi Cirebon Raya akan memiliki daya saing tinggi bahkan bisa menyaingi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dari segi ekonomi.
Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Wacana pembentukan Provinsi Cirebon Raya kembali mencuat, seiring dengan kabar pencabutan moratorium pembentukan daerah otonomi baru (DOB) oleh pemerintah pusat.
Mantan Bupati Majalengka, Sutrisno, menyatakan dukungan penuhnya terhadap realisasi provinsi baru tersebut. Meskipun dulu sempat menolak saat menjabat bupati karena belum ada program strategis nasional.
Menurut Sutrisno, cakupan Provinsi Cirebon Raya tidak hanya terbatas pada empat wilayah utama yang selama ini menjadi pembahasan, yakni Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan, serta Kabupaten Majalengka.
Namun, ia juga mengusulkan penambahan dua kabupaten strategis lainnya: Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang.
“Cirebon Raya sudah saatnya berdiri sendiri, lepas dari ketimpangan pembangunan yang selama ini terpusat di Bandung dan wilayah barat Jawa Barat. Kita punya sejarah, potensi ekonomi, hingga struktur militer tersendiri yang bisa menjadi landasan kuat berdirinya provinsi baru,” papar Sutrisno kepada awak media di kediamannya di Jalan Siti Armilah, Kelurahan Majalengka Kulon, Selasa (6/5/2025),
Sutrisno optimistis, Provinsi Cirebon Raya akan memiliki daya saing tinggi bahkan bisa menyaingi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dari segi ekonomi dan infrastruktur.
Ia memaparkan sejumlah potensi besar yang bisa menjadi andalan, diantaranya Pelabuhan Patimban (Subang): salah satu pelabuhan terbesar dan terdalam di Indonesia, mendukung ekspor otomotif dan logistik nasional.
Lalu, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang kini mulai aktif kembali pasca revitalisasi dan relokasi penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara.
Kemudian provinsi ini bisa jadi lumbung pangan nasional. Sebab, wilayah Cirebon Raya memiliki sawah produktif terluas di Jabar, menopang ketahanan pangan nasional.
Serta, warisan sejarah Kesultanan Cirebon: yang menjadi pusat perdagangan utama sejak masa kolonial, bahkan sebelum eksistensi pelabuhan Batavia dan Merak.
“Sejak zaman Belanda, Cirebon sudah jadi simpul perdagangan dan penyebaran agama Islam. Kesultanan Cirebon adalah warisan budaya dan sejarah besar yang bisa menjadi nilai tambah jika wilayah ini menjadi provinsi,” jelasnya.
Alternatif: Kota Khusus Cirebon Raya
Sebagai alternatif, apabila wacana pembentukan provinsi baru masih tertunda, Sutrisno juga mewacanakan pembentukan Kota Khusus Cirebon Raya, Korem Sunan Gunung Jati.
Hal mengikuti konsep Kota Khusus Solo yang saat ini sedang dikaji pemerintah pusat.
Sosok Deny, Penjual Cimin di Majalengka yang Hobi Gratiskan Dagangannya untuk Siswa Berprestasi |
![]() |
---|
PKP Jabar Sambut Baik Silaturahmi Gibran ke Try Soetrisno, Adri Mahran: Contoh Nyata yang Baik |
![]() |
---|
Bupati Majalengka Minta Disdik Turun Cek Sekolah Rusak, Target 280 Ruang Kelas Diperbaiki |
![]() |
---|
Bupati Eman Pastikan Tak Ada Beras Oplosan di Majalengka, Harga Beras Naik Bukan Karena Langka |
![]() |
---|
Tinjau Rutilahu, Bupati Majalengka Minta Aparat Desa Lebih Aktif Pantau Rumah Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.