Gober Parijs van Java

Iszur Muchtar di Gober Parijs van Java, Tantangan Syuting dan Hereuy Sunda yang Bikin Chemistry Cair

Cerita artis senior, Iszur Muchtar memerankan karakter IIm di Sinetron Gober Parijs van Java.

Tribun Jabar / Salma Dinda Regina
WAWANCARA - Artis senior Iszur Muchtar saat diwawancarai Tribunjabar.id, Kamis (1/5/2025). Iszur menceritakan pengalamannya saat syuting Gober Parijs van Java. 

TRIBUNJABAR.ID - Dalam sinetron Gober Parijs van Java, terdapat sosok yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan gambaran kehidupan nyata yang penuh kebijaksanaan. 

Iszur Muchtar, artis senior yang memerankan sosok Kang Iim, membawa karakter ini dengan begitu hidup. 

Menurut Iszur, Kang Iim adalah sosok yang dulu pernah bekerja sebagai pegawai dan kini sudah memasuki usia 60-an. Anak-anaknya sudah menikah dan tinggal di luar kota, sehingga Kang Iim dan istrinya, Ibu Juariah, memutuskan untuk hidup mandiri. 

“Jadi  Mang Iim teh driver Gober supaya ada pendapatan untuk dia belanjalah gitu. Terus juga istri Mang Imi jualan apa nasi kuning sama gorengan. Nah, si Mang Iim itu orangnya tukang hereuy (bercanda) tapi dia bijaksana.

Dalam sinetron tersebut, Iim diceritakan sosok orang tua yang selalu memberi saran, termasuk kepada driver Gober yang lainnya.

Meski telah lama malang melintang di dunia hiburan, Iszur Muchtar mengakui bahwa keterlibatannya di sinetron Gober Parijs van Java menjadi tantangan sekaligus pengalaman yang menyegarkan. 

“Terus terang saya ini sudah 15 tahun tinggal di Malaysia. Jadi memang sudah enggak ngikutin lagi perkembangan TV atau sinetron di Indonesia,” lanjutnya.

Baca juga: Tantangan Andri Perankan Tisna di Gober Parijs van Java, Kaget Adu Akting dengan Iszur Muchtar

Iszur mengaku hanya mendengar kabar sekilas dari mertuanya yang gemar menonton sinetron seperti Preman Pensiun lewat aplikasi streaming. 

“Saya tahunya ya dari mertua, suka cerita tentang tokoh-tokoh di Preman Pensiun, Didi Petet, Kang Epi, gitu-gitu. Tapi saya sendiri enggak nonton, jadi enggak begitu paham,” tuturnya.

Ketika tawaran bermain di Gober datang, Iszur pun sempat bertanya-tanya. 

“Saya tanya, Gober itu apa? Ternyata ini universe-nya dari Preman Pensiun dan Tukang Ojek Pengkolan. Wah, saya harus belajar lagi dari awal,” katanya. 

Ia pun mulai mencari tahu lebih banyak tentang karakter-karakter yang sudah lebih dulu hadir di dunia tersebut.

“Saya baca-baca, oh ternyata ini si Tisna, tokoh kuat dari COP, berpasangan dengan Yuli, punya anak namanya Anto. Lalu ada Didu yang ternyata mantan driver, sekarang di Gober juga.”

Proses membangun chemistry pun berjalan alami, terutama karena banyak pemain yang berasal dari latar belakang budaya yang sama. 

“Alhamdulillah ya, ternyata banyak juga yang orang Sunda. Jadi pas ketemu di lokasi tuh langsung cair, langsung nyambung. Kadang belum lama ngobrol, tapi udah kayak sedulur aja gitu rasanya,” ucapnya hangat.

Obrolan santai, saling bertukar cerita, hingga candaan khas Sunda di lokasi syuting menjadi kunci keharmonisan antar-pemain. 

“Mungkin karena sama-sama orang Sunda juga, jadi ‘hereuy’-nya sama, gaya bercandanya nyambung. Itu yang bikin chemistry kebangun dengan sendirinya,” kata Iszur.

Bagi Iszur Muchtar, keterlibatannya dalam sinetron Gober Parijs van Java bukan tanpa tantangan. Meski berpengalaman di dunia seni peran, ia mengakui bahwa proses produksi sinetron harian memiliki dinamika tersendiri yang menuntut adaptasi cepat dan kesabaran ekstra.

“Tantangan pertama itu ya, kita main bareng teman-teman yang sebagian besar baru. Ada yang sudah punya pengalaman di sinetron, tapi ada juga yang benar-benar belum pernah sama sekali,” ungkap Iszur. 

Berhadapan dengan lawan main yang masih minim pengalaman membuatnya harus lebih sabar dalam proses akting. 

“Kita enggak bisa mengintimidasi atau bikin mereka tegang, karena nanti malah jadi blank, jadi enggak keluar aktingnya. Jadi kita bantu, gali pelan-pelan, arahkan tanpa bikin mereka tertekan.”

Baca juga: Dimas Febriana Bintang Gober Parijs van Java Ternyata Guru Seni Budaya, Beri Pesan di Hardiknas 2025

Tantangan berikutnya datang dari sistem kerja sinetron yang padat dan cepat. Gober diproduksi dengan sistem kerja tayang—dalam sehari bisa merekam tiga episode sekaligus. 

“Kadang-kadang kita suka bingung, ini adegan buat episode yang mana ya? Episode 10, 11, atau 13? Nah, itu harus benar-benar diperhatikan,” jelasnya. 

“Karena kalau salah, bisa beda emosi. Misalnya di satu episode kita lagi marah, tapi di adegan berikutnya ternyata kita harusnya udah baikan, itu kan harus nyambung.”

Cuaca pun menjadi tantangan tersendiri di lokasi syuting. 

“Kemarin-kemarin, cuaca juga suka tiba-tiba berubah. Udah siap-siap, tiba-tiba mendung. Sutradara langsung bilang, ‘ayo cepat, sebelum hujan!’ Jadi kita harus sigap,” katanya sambil tertawa kecil.

Bicara soal harapan, Iszur Muchtar menyampaikannya dengan sederhana namun penuh makna.

Bagi pemeran Kang Iim di sinetron Gober Parijs van Java ini, harapan utamanya adalah agar sinetron ini bisa diterima luas oleh masyarakat.

“Bukan cuma di Bandung atau Jawa Barat saja ya, tapi seluruh Indonesia,” ujarnya.

Lebih dari sekadar hiburan, Iszur melihat Gober sebagai wadah untuk mengenalkan kembali budaya Sunda ke khalayak luas. 

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved